JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Rini Andrida mengatakan, saat ini stok beras yang dimiliki pihaknya sebanyak 3,9 juta ton.
Namun, stok tersebut terus bergerak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Dapat kami sampaikan bahwa saat ini stok yang dimiliki Perum Bulog sudah mencapai 3,9 juta ton. Stok ini terus bergerak karena digunakan untuk kegiatan bantuan pangan dan SPHP (stabilisasi dan pasokan harga pangan)," kelas Rini dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah 2025 Kemendagri yang disiarkan daring pada Senin (25/8/2025).
"Terkait dengan posisi stok ini, kami sampaikan bahwa posisinya sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah kepada Perum Bulog," lanjutnya.
Baca juga: 474 Kopdes Merah Putih Tap In Jadi Mitra Bulog, Omzet Tembus Rp 4,7 Miliar
Untuk SPHP, realisasi saat ini mencapai 70.519 ton atau 5,35 persen dari target penyaluran Juli hingga Desember 2025.
Capaian realisasi penyaluran beras SPHP pun bervariasi setiap harinya.
Meski begitu, Bulog berusaha agar penyaluran setiap harinya terjaga di 7.000 ton.
Rini bilang, setiap daerah memiliki persoalan masing-masing dalam penyaluran SPHP.
Sementara itu, ada tujuh cara untuk menyalurkan SPHP kepada masyarakat.
Yakni lewat pasar rakyat, pengecer di pasar rakyat, gerakan pangan murah (GPM) bersam pemerintah daerah, GPM dengan kementerian/lembaga, BUMN, lewat outlet rumah pangan kita (RPK) dan retail modern.
"Ini sudah sampai ke desa, kecamatan yang melalui beberapa saluran, baik GPM bersama kementerian lembaga, bersama pemerintah daerah, dan juga kegiatan yang dilakukan secara mandiri oleh Perum Bulog," jelas Rini.
Baca juga: SRC Bakal Jual Beras Bulog, Airlangga Tanya Penjual Untung atau Rugi?
Diberitakan sebelumnya, Perum Bulog mengakui penyaluran beras SPHP masih minim hingga awal Agustus 2025.
Penyalurannya baru mencapai 16.742 ton atau sekitar 1 persen dari target 1,3 juta ton di tahun ini.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, salah satu penyebab masih rendahnya penyaluran beras SPHP adalah terkendala penggunaan aplikasi bernama Klik SPHP.
Lantaran, para pedagang atau pengecer beras masih kesulitan menggunakan aplikasi tersebut karena tidak terbiasa memakai gadget.
Baca juga: Takut Beras Dioplos, Bulog Larang Penjualan SPHP di Grosir
Terlebih, masih banyak gadget pedagang yang memiliki teknologi terbatas.
"Memang, karena semua ini menggunakan aplikasi (Klik SPHP), kan tidak semuanya langsung bisa cepat. Mohon maaf, kan perlu sosialisasi, teman-teman pengecer di pasar kan sudah sepuh-sepuh, handphone-nya masih jadul, sehingga enggak ada handphone Android dan sebagainya,” ujarnya di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Kendati begitu, dia memastikan Bulog terus membantu pedagang untuk bisa mengakses aplikasi Klik SPHP.
Para pegawai Bulog di berbagai daerah pun dikerahkan untuk melakukan sosialisasi kepada pedagang maupun pengecer.
Baca juga: Paradoks Stok Beras: Klaim Surplus, Tapi Harga Terus Naik, Ada Apa?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini