JAKARTA, KOMPAS.com – Sebanyak 474 Koperasi Desa Merah Putih resmi bergabung sebagai outlet Rumah Pangan Kita (RPK) hingga Agustus 2025. Program yang dibina Bulog itu mencatat omzet penjualan lebih dari Rp 4,7 miliar.
Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, mengatakan kerja sama dengan koperasi dimaksudkan untuk memperluas distribusi pangan, terutama beras. Ia menegaskan akses pangan tidak boleh hanya terkonsentrasi di kota besar.
“Kami di Perum Bulog sangat memahami pentingnya pemerataan akses pangan, terutama di daerah 3TP. Bersama KDKMP (Kopdes) kami membangun jalur distribusi,” ujar Febby dalam keterangan pers, Minggu (24/8/2025).
Baca juga: Sri Mulyani Siapkan Rp 83 Triliun di Himbara Buat Dana Pinjaman Kopdes Merah Putih
Febby menilai koperasi berperan lebih dari sekadar distributor. Menurutnya, koperasi menjadi simpul ekonomi rakyat dan penyangga stabilitas harga.
Bulog tidak hanya menyalurkan stok beras dan bahan pokok, tetapi juga memperkuat koperasi melalui pelatihan, pendampingan, serta sistem distribusi.
Ia mencontohkan kerja sama Bulog dengan Kopdes Selumit di Tarakan. Model ini membuat beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bisa langsung disalurkan ke masyarakat dengan harga terjangkau.
“Contohnya di Tarakan, kerja sama antara Bulog dan KKMP Selumit telah berhasil memfasilitasi penyaluran beras SPHP langsung ke masyarakat dengan harga terjangkau, tanpa rantai distribusi panjang yang membebani konsumen. Ini adalah model kolaborasi yang ingin kami replikasi di seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Baca juga: Harmonisasi Aturan Pembiayaan Kopdes Merah Putih Rampung, Kapan Pinjaman Dana Digelontorkan?
Dengan pola distribusi itu, harga beras tidak naik karena rantai perdagangan lebih pendek. Beras langsung masuk ke warung dan dapur warga.
Bulog berencana memperluas kerja sama dengan koperasi di berbagai daerah, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau pasar formal.
"Melalui langkah-langkah konkret seperti di Tarakan, Bulog membuktikan bahwa kolaborasi antara BUMN pangan dan koperasi rakyat mampu menjawab tantangan distribusi pangan di era modern, sekaligus memperkuat ekonomi lokal," pungkas Febby.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini