Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Mentan Dihujat usai Bandingkan Mahalnya Harga Beras Jepang dengan RI

Kompas.com - 25/08/2025, 17:24 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman panen kritik usai pernyataannya soal mahalnya harga beras di Tanah Air yang banyak dikeluhkan masyarakat. Pernyataan Amran itu juga dianggap sangat reaktif dalam merespon masalah.

Polemik harga beras ini bermula saat Amran menjawab pertanyaan anggota Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, saat rapat di Gedung Parlemen, Jakarta, pada Kamis (21/8/2025).

Titiek Soeharto awalnya bertanya soal wacana pemerintah menyeragamkan harga beras premium dan beras medium dalam satu harga.

"Pak Menteri, itu mengenai harga yang mau disatukan antara premium dan medium satu harga itu kebijaksanaan itu apa itu, saya banyak ditanya orang-orang itu rencana bapak seperti itu?" tanya Titiek Soeharto, sebagaimana dikutip dari siaran Live TV Parlemen.

Amran lalu menjawab, bahwa kementeriannya sudah melakukan rapat hingga empat kali membahas rencana penyatuan harga tersebut. Namun demikian, sampai hari ini, belum ada keputusan yang diambil.

Baca juga: Mentan Klarifikasi usai Dikritik Bandingkan Harga Beras di Jepang

Amran lalu melanjutkan soal intervensi harga beras di lapangan dengan anggaran yang tersedia, baik harga eceran tertinggi (HET) di pedagang pasar, maupun harga pokok penjualan (HPP) di tingkat petani.

"Kenapa kita intervensi ada HET, kemudian ada HPP, karena ini adalah vital, kalau ini bermasalah itu kita kesulitan," beber Amran.

Saat membahas HET inilah, Amran kemudian menyinggung soal munculnya kegaduhan di masyarakat yang banyak mengeluhkan soal kenaikan harga beras. Padahal, ia membandingkan, harga beras di Jepang mencapai Rp 100.000 per kg.

"Sekarang ini baru naik saja sedikit saja, ribut. Jepang sudah Rp 100.000 per kg harga beras hari ini. Insya Allah kita tindaklanjuti nanti," ucap Amran.

Pernyataan Amran soal perbandingan kondisi harga beras di Indonesia dan Jepang ini kemudian langsung memantik respon Titiek Soeharto. Menurutnya, sangat tidak relevan membandingkan harga beras di Jepang dengan di Tanah Air.

Baca juga: Mentan Amran Janjikan Harga Beras akan Turun dalam Waktu Dekat

Diungkapkan Titiek, diukur dari pendapatan per kapitanya saja, Indonesia tertinggal sangat jauh di belakang Jepang. Sehingga, membandingkan harga beras di kedua negara dan reaksi masyarakatnya, dianggap tidak relevan.

"Enggak bisa dibandingkan dengan Jepang. Income (pendapatan) per kapita kita juga sudah lain, Pak," kata Titiek Soeharto.

Potongan video rapat kerja antara Amran Sulaiman dan Titiek Soeharto ini kemudian menyebar dengan cepat. Usai viral, Amran menuai banjir kritik di media sosial.

Amran langsung klarifikasi

Tak lama setelah dihujat di media sosial, Mentan Amran Sulaiman langsung memberikan klarifikasi. Ia menepis tudingan bahwa dirinya tidak peduli terhadap kenaikan harga beras di dalam negeri.

Amran menyebut isu tersebut hanyalah framing yang sengaja dibangun pihak tertentu.

Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Mentan Amran: Operasi Pasar Jalan Terus

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau