KOMPAS.com – Pernah membeli token listrik Rp 20.000 tapi merasa kWh yang masuk ke meteran terlihat sedikit? Banyak pelanggan PLN prabayar mengalami hal serupa, karena nilai pembelian token memang tidak dikonversi langsung menjadi kWh utuh.
Jumlah kWh yang didapat akan dipengaruhi oleh tarif dasar listrik (TDL) sesuai golongan daya rumah dan juga Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang berlaku di daerah. Jadi, pembelian token Rp 20.000 tidak otomatis berarti saldo kWh senilai 20.000.
Supaya lebih jelas, mari simak cara menghitungnya.
Baca juga: Beli Token Listrik Rp 50.000 Dapat Berapa kWh? Ini Cara Hitungnya
Dalam sistem listrik prabayar, pelanggan membeli sejumlah kWh lebih dulu untuk kemudian digunakan sesuai kebutuhan. Namun, jumlah kWh yang diterima tidak sama persis dengan nominal rupiah yang dibayarkan.
Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor utama:
Besaran harga per kWh yang ditetapkan pemerintah. Untuk daya 1.300 VA nonsubsidi, tarifnya Rp 1.444,70 per kWh.
Baca juga: Tarif Listrik per kWh 25-31 Agustus 2025 untuk Semua Golongan Pelanggan PLN
Pajak daerah yang dipotong dari nilai pembelian token. Di Jakarta, besarannya 3 persen dari harga token.
Dengan begitu, nilai token yang dibeli dipotong dulu oleh PPJ, lalu sisanya dibagi dengan TDL untuk mengetahui berapa kWh yang akan diperoleh.
Baca juga: Beli Token Listrik Rp 100.000 Dapat Berapa kWh? Begini Cara Hitungnya
Rumus sederhana menghitung token listrik sebagai berikut: (Nominal Token – PPJ) ÷ Tarif Dasar Listrik = Jumlah kWh.
Keterangan:
Baca juga: Harga Token Listrik PLN 25-31 Agustus 2025: Tarif per kWh Sesuai Daya
Misalnya, pelanggan rumah tangga nonsubsidi di Jakarta dengan daya 1.300 VA membeli token Rp 20.000.
Maka jumlah kWh yang diperoleh adalah: Rp 19.400 ÷ Rp 1.444,70 = 13,43 kWh
Artinya, jika membeli token listrik Rp 20.000, saldo yang masuk ke meteran pelanggan adalah sekitar 13,43 kWh.
Baca juga: Cara Cek Penerima PIP Agustus 2025: Besaran Dana dan Jadwal Pencairan
Agar pelanggan bisa menghitung sendiri kebutuhan listriknya, berikut daftar tarif dasar listrik PLN 2025 untuk golongan nonsubsidi:
Itulah ulasan mengenai cara hitung kWh token listrik. Dengan memahami cara hitung ini, pelanggan bisa memperkirakan pemakaian listrik harian maupun bulanan secara lebih tepat.
Baca juga: Tips Menghemat Listrik agar Tagihan Tak Membengkak, Apa Saja?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini