HONG KONG, KOMPAS.com – Nilai perdagangan Hong Kong dengan negara-negara Belt and Road, termasuk ASEAN, menembus 276 miliar dollar AS (sekitar Rp 4.554 triliun) pada 2024. Angka ini melonjak sekitar 80 persen dibanding 2013.
Capaian itu menjadi sorotan dalam Belt and Road Summit ke-10 yang digelar di Hong Kong, Rabu (10/9/2025). Forum ini dihadiri lebih dari 6.000 pemimpin pemerintahan, organisasi internasional, pelaku usaha, dan media global dari lebih 120 negara.
John Lee, Chief Executive Hong Kong Special Administrative Region of the People's Republic of China, menegaskan bahwa forum tahunan ini menjadi ajang penting untuk memperluas jaringan ekonomi.
“Sejak 2016, Belt and Road Summit telah menghadirkan lebih dari 2.800 proyek dari berbagai negara. Kolaborasi ini membuktikan bahwa kerja sama lintas kawasan membawa manfaat bersama,” ujar John Lee dalam sambutan pembukaan di Hong Kong, Rabu (10/9/2025).
Baca juga: Belt and Road Initiative Jadi Mesin Pertumbuhan ASEAN, Kamboja Ungkap Manfaat Konkret dalam 10 Tahun
Selama sepuluh tahun penyelenggaraan, tercatat lebih dari 45.000 peserta mengikuti forum ini, dengan tema tahun ini mengusung “Collaborate for Change – Shape a Shared Future”.
Pada edisi kali ini, sebanyak 9 nota kesepahaman (MoU) dan kerja sama resmi ditandatangani, mencakup bidang resolusi sengketa, bea cukai, antikorupsi, meteorologi, hingga promosi investasi. Selain itu, ada pula 36 perjanjian bisnis yang melibatkan sektor keuangan, teknologi, logistik, jasa profesional, dan pendidikan.
Nilai total kerja sama yang diumumkan pada pekan ini mendekati 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 16,5 triliun).
“Dan ini baru permulaan dari dekade berikutnya, penuh peluang investasi, bisnis, dan kolaborasi,” kata John Lee.
Baca juga: Belt & Road Summit ke-10: Hong Kong Dorong Investasi dan Kolaborasi dengan ASEAN
Hong Kong juga mencatat investasi langsung keluar ke negara-negara Belt and Road sebesar 133 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.194,5 triliun) pada 2023, atau 3,6 kali lipat dari 2013.
Untuk memperkuat peran sebagai pusat investasi, Otoritas Moneter Hong Kong membentuk Belt and Road HK Flagship Impact Fund bersama Silk Road Fund dengan modal awal 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 16,5 triliun). Lembaga ini juga meneken kerja sama dengan Public Investment Fund Arab Saudi untuk membentuk dana gabungan senilai 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 16,5 triliun).
Selain itu, Hong Kong kian menjadi pusat penerbitan obligasi renminbi di luar China. Bank Pembangunan Kazakhstan baru-baru ini menerbitkan obligasi senilai 2 miliar renminbi di Hong Kong, menandai langkah pertama penerbitan obligasi renminbi oleh lembaga pemerintah Asia Tengah.
Baca juga: Belt and Road Summit ke-10: Hong Kong Dorong Peluang Bisnis dan Proyek Sosial
Lebih dari 100 perusahaan Belt and Road kini sudah melantai di bursa Hong Kong (HKEX).
“Hong Kong adalah hub ideal Belt and Road, yang memadukan keunggulan China dan keunggulan global. Kami berperan sebagai penghubung sekaligus penambah nilai bagi kerja sama internasional,” tutur John Lee.
Selain faktor perdagangan dan investasi, Hong Kong juga mengandalkan daya saing dan pengembangan talenta. Laporan World Competitiveness Yearbook 2025 menempatkan Hong Kong di posisi ketiga dunia, naik dua peringkat dibanding tahun sebelumnya.
Dalam bidang talenta, Hong Kong bahkan berada di posisi keempat dunia menurut laporan World Talent Ranking 2025, tertinggi di Asia.
John Lee menekankan bahwa kombinasi daya saing, talenta, dan konektivitas menjadikan Hong Kong sebagai jembatan penting antara Asia dan dunia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang