Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Wiweko, Pahlawan Dirgantara

Kompas.com - 10/11/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BULAN November, tepatnya tanggal 10 November, kita merayakan Hari Pahlawan. Salah satu pahlawan yang patut menerima penghargaan di bidang kedirgantaraan adalah Wiweko Soepono, yang lahir pada 18 Januari 1923 di Blitar, Jawa Timur.

Dia adalah putra dari keluarga “ambtenaar”, pasangan Soepono yang asli Banyumas dengan Boentarmi, seorang wanita asal Solo.

Sejak kecil Wiweko gemar membaca dan menyukai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dia kemudian diketahui sebagai seorang pekerja keras yang tidak pernah kenal kata menyerah.

Di luar waktu sekolah, dia banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang menjadi hobi beratnya, yaitu aeromodelling. Upayanya termasuk merancang sekaligus mencoba menerbangkannya.

Bersama sejumlah teman, termasuk sinyo Belanda, Wiweko membentuk dan memimpin Aeroclub.

Dia juga berlangganan dan sering berdiskusi dengan wartawan majalah Vliegwereld, satu-satunya majalah kedirgantaraan yang terbit dan beredar di Indonesia kala itu.

Semenjak masih bocah, dia telah banyak mendengar dan ikut serta dalam banyak diskusi dengan ayahnya, seorang nasionalis tulen bersama dengan rekan-rekan dalam pergerakan nasional.

Dia telah mengenal sejak usia dini mengenai paham nasionalistis yang mencakup tentang Self Help dan Self determination.

Dia juga sering mendengar dan mengikuti banyak cerita dan pidato dari Ir. Soekarno, yang juga berasal dari Blitar, terutama dalam hal membangun semangat persatuan dan kemerdekaan kepada seluruh rakyat yang tengah terjajah.

Di luar waktu sekolah, Wiweko sering memperhatikan sekelompok remaja berseragam KBI, Kepanduan Bangsa Indonesia yang berdasi merah putih, giat berlatih.

Setelah tumbuh menjadi pemuda dan mendengar berita proklamasi kemerdekaan Indonesia, dia langsung bergabung dengan kelompok pemuda pejuang Priangan.

Bersama dengan pemuda Suryadarma, Mashudi, Sarbini Somawinata, Abdul Haris Nasution, Sutoyo dan lain-lain, Wiweko mengadakan musyawarah dan memutuskan untuk segera merebut pangkalan udara dari tangan Jepang yang baru kalah perang melawan sekutu.

Mereka sempat menguasai sejumlah pesawat terbang dan berbagai fasilitas penerbangan yang ada di pangkalan udara Andir, meski kemudian terusir oleh pasukan sekutu yang diboncengi tentara Belanda yang memang ingin kembali berkuasa di Indonesia.

Walau dalam keadaan terusir dan harus menyingkir keluar kota, dia tidak pernah berputus asa. Dengan semangat juang, berbekal pengetahuan dan pengalaman di bidang kedirgantaraan walau masih sangat terbatas, dia langsung bergabung dengan TKR, Jawatan Penerbangan yang baru saja terbentuk dan kemudian resmi menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia.

Pada usia yang baru mencapai 25 tahun, Wiweko Soepono berani menyatakan wawasan dan sikapnya dalam bidang kedirgantaraan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Indonesia Gandeng Prancis Bahas Regulasi AI hingga Perlindungan Anak di Ruang Siber
Indonesia Gandeng Prancis Bahas Regulasi AI hingga Perlindungan Anak di Ruang Siber
Nasional
Pro-Kontra Penulisan Ulang Sejarah Indonesia dengan 'Tone' Positif
Pro-Kontra Penulisan Ulang Sejarah Indonesia dengan "Tone" Positif
Nasional
Raja Ampat, Ekstraktivisme, dan Oligarki Pertambangan
Raja Ampat, Ekstraktivisme, dan Oligarki Pertambangan
Nasional
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Nasional
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Nasional
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Nasional
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Nasional
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Nasional
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Nasional
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Nasional
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Nasional
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Nasional
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Nasional
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Nasional
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau