JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua petugas haji Indonesia meminta maaf atas timbulnya masalah jemaah haji yang tidak mendapatkan tenda saat wukuf di Arafah.
“Atas nama Ketua PPIH (Petugas Penyelenggara Ibadah Haji) Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah haji Indonesia,” kata Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, dilansir situs Kementerian Agama (Kemenag), Minggu (8/6/2025).
Baca juga: Jemaah Haji Tak Terdaftar Dilarang Masuk Tenda Saat di Arafah dan Mina
Wukuf di Arafah adalah rangkaian puncak ibadah haji, berlangsung pada 9 Zulhijah 1446 Hijriah, bertepatan dengan 5 Juni 2025 masehi lalu.
Jemaah haji Indonesia diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Arafah pada 4 Juni, sejumlah jemaah sempat tidak mendapatkan tenda di Arafah.
Baca juga: 482 Jemaah Haji Ikut Safari Wukuf
Muchlis memaparkan sejumlah alasan dari timbulnya permasalahan tersebut.
Pertama, tenda yang seharusnya masih punya slot kosong namun tidak bisa diisi oleh jemaah yang datang karena berbagai alasan.
“Misalnya, tenda berkapasitas 350, sebenarnya baru dihuni 325 jemaah dari satu kelompok, namun tidak dapat diakses jemaah lain, bahkan meski dari markaz yang sama,” ujar Mukhlis.
Kedua, skema pemberangkatan jemaah berbasis hotel menyulitkan penataan dan penempatan jemaah. Penempatan jemaah di hotel Makkah pada dasarnya berbasis markaz dan syarikah.
Namun pada praktiknya, ada juga sejumlah jemaah yang memilih berpindah hotel meski beda markaz dan syarikah, dengan berbagai alasan dan tidak selalu karena penggabungan pasangan.
“Karena sistem keberangkatan dari Makkah ke Arafah menggunakan pendekatan berbasis hotel, bukan berdasarkan markaz atau syarikah, maka tenda-tenda tertentu terisi penuh lebih dulu, bahkan sebelum jemaah yang juga dijadwalkan menempati tenda tersebut tiba di lokasi,” sebut Mukhlis.
Ketiga, jumlah petugas tidak sebanding dengan jemaah. PPIH Arab Saudi telah membagi tugas layanan kepada tiga daerah kerja (daker).
“Dengan jumlah tidak terlalu banyak, petugas harus berjibaku melayani lebih dari 203 ribu jemaah yang tersebar di 60 markaz di Arafah. Ini menyebabkan kesulitan dalam membantu petugas Markaz dalam mengatur penempatan secara disiplin. Bahkan, banyak petugas yang kelelahan,” tuturnya.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia dan Risiko Tinggi Diimbau Jaga Kondisi Fisik Sebelum Wukuf
Keempat, mobilitas jemaah yang tidak terkendali. Dijelaskan Mukhlis, banyak jemaah berpindah tenda secara sepihak untuk berkumpul dengan kerabat atau kelompok bimbingan dari daerah asal.
“Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” paparnya.
Mukhlis mengatakan pihaknya akan melakukan langkah-langkah untuk memitigasi permasalahan tersebut.
Langkah pertama adalah pemetaan ulang kapasitas tenda yang masih kosong. Langkah kedua adalah mengalihkan tenda petugas untuk jemaah.
Langkah ketiga, melobi pihak syarikah untuk menyiapkan tambahan tenda. Keempat, pemanfaatan tenda utama Misi Haji Indonesia untuk menampung jemaah yang tidak mendapat tenda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.