Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai

Kompas.com - 08/06/2025, 19:50 WIB
Irfan Kamil,
Danu Damarjati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein, menyatakan rasa hormat dan apresiasinya kepada Letjen TNI (Purn) Djaka Budi Utama yang bersedia menerima jabatan sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Menurut Yunus, keputusan tersebut menunjukkan semangat pengabdian yang tinggi, mengingat jabatan tersebut secara kepangkatan setingkat lebih rendah dari posisi yang biasa dijabat oleh perwira bintang tiga.

“Saya salut sama beliau, bintang tiga mau terima jabatan dirjen. Setahu saya dirjen itu bintang dua di republik ini. Bintang tiga itu sekjen atau irjen, tapi beliau mau berkorban untuk pengabdian ini,” kata Yunus dalam Podcast Gaspol! Kompas.com, dikutip Minggu (8/6/2025).

Baca juga: Penegakan Pelaporan Uang Tunai Lemah, Yunus Husein: Uang Haram Bisa Lolos Lewat Perbatasan

“Agak downgrade dari sudut kepangkatan, tapi beliau mau. Kita salut sama beliau. Berarti dia mau berkorban, pangkatnya saja dikorbanin gitu,” ujarnya.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pertama, Yunus Husein dalam wawancara yang tayang di program GASPOL! di YouTube Kompas.com, Sabtu (7/6/2025).KOMPAS.com/Syakirun Ni'am Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pertama, Yunus Husein dalam wawancara yang tayang di program GASPOL! di YouTube Kompas.com, Sabtu (7/6/2025).

Yunus menilai kehadiran Djaka Budi di posisi Dirjen Bea dan Cukai sangat penting, terutama dalam menghadapi berbagai persoalan di wilayah perbatasan dan kepabeanan yang dinilainya masih rawan terhadap penyelundupan dan pencucian uang.

“Dia mau terima untuk fight di daerah-daerah perbatasan. Kepabeanan kita terlalu banyak, tidak semuanya diawasi dengan efektif. Terutama di Indonesia Timur, itu kurang begitu ketat,” ujar Yunus.

Baca juga: Militer Aktif, Letjen Djaka Budi Harus Pensiun Dini jika Jabat Dirjen Bea Cukai

Ia merujuk pada data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menunjukkan bahwa sekitar 20 persen wilayah pabean Indonesia belum terawasi dengan baik, sehingga menjadi celah bagi masuknya narkotika dan barang terlarang.

“Kemarin ketangkep di Batam itu berapa ton. Itu contoh wilayah kepabeanan yang sangat rawan narkotika, barang-barang selundupan, uang-uang haram keluar masuk,” ucapnya.

Karena itu, Yunus menilai keberanian Djaka Budi untuk menindak tegas praktik penyelundupan tanpa pandang bulu sangat diperlukan.

“Di sini pentingnya beliau berani dengan tegas menindak tanpa pandang bulu. Sikat, gitu, karena biasanya ada bekingnya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Nasional
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Nasional
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Nasional
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Nasional
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Nasional
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Nasional
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Nasional
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Nasional
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Nasional
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Nasional
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Nasional
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Nasional
Perusahaan Fashion Irlandia Gugat Merk “Primark” Milik Warga Gambir
Perusahaan Fashion Irlandia Gugat Merk “Primark” Milik Warga Gambir
Nasional
Letak Pulau Gag di Raja Ampat yang Disorot karena Tambang Nikel
Letak Pulau Gag di Raja Ampat yang Disorot karena Tambang Nikel
Nasional
Pemerintah Tinjau Kembali Persetujuan Lingkungan 4 Tambang di Raja Ampat
Pemerintah Tinjau Kembali Persetujuan Lingkungan 4 Tambang di Raja Ampat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau