JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein, menyatakan rasa hormat dan apresiasinya kepada Letjen TNI (Purn) Djaka Budi Utama yang bersedia menerima jabatan sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Menurut Yunus, keputusan tersebut menunjukkan semangat pengabdian yang tinggi, mengingat jabatan tersebut secara kepangkatan setingkat lebih rendah dari posisi yang biasa dijabat oleh perwira bintang tiga.
“Saya salut sama beliau, bintang tiga mau terima jabatan dirjen. Setahu saya dirjen itu bintang dua di republik ini. Bintang tiga itu sekjen atau irjen, tapi beliau mau berkorban untuk pengabdian ini,” kata Yunus dalam Podcast Gaspol! Kompas.com, dikutip Minggu (8/6/2025).
Baca juga: Penegakan Pelaporan Uang Tunai Lemah, Yunus Husein: Uang Haram Bisa Lolos Lewat Perbatasan
“Agak downgrade dari sudut kepangkatan, tapi beliau mau. Kita salut sama beliau. Berarti dia mau berkorban, pangkatnya saja dikorbanin gitu,” ujarnya.
Yunus menilai kehadiran Djaka Budi di posisi Dirjen Bea dan Cukai sangat penting, terutama dalam menghadapi berbagai persoalan di wilayah perbatasan dan kepabeanan yang dinilainya masih rawan terhadap penyelundupan dan pencucian uang.
“Dia mau terima untuk fight di daerah-daerah perbatasan. Kepabeanan kita terlalu banyak, tidak semuanya diawasi dengan efektif. Terutama di Indonesia Timur, itu kurang begitu ketat,” ujar Yunus.
Baca juga: Militer Aktif, Letjen Djaka Budi Harus Pensiun Dini jika Jabat Dirjen Bea Cukai
Ia merujuk pada data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menunjukkan bahwa sekitar 20 persen wilayah pabean Indonesia belum terawasi dengan baik, sehingga menjadi celah bagi masuknya narkotika dan barang terlarang.
“Kemarin ketangkep di Batam itu berapa ton. Itu contoh wilayah kepabeanan yang sangat rawan narkotika, barang-barang selundupan, uang-uang haram keluar masuk,” ucapnya.
Karena itu, Yunus menilai keberanian Djaka Budi untuk menindak tegas praktik penyelundupan tanpa pandang bulu sangat diperlukan.
“Di sini pentingnya beliau berani dengan tegas menindak tanpa pandang bulu. Sikat, gitu, karena biasanya ada bekingnya,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.