TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar doa bersama guru lintas agama dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha di Kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Rabu (3/9/2025).
Menyikapi kondisi yang terjadi di Indonesia dengan banyaknya demonstrasi di sejumlah daerah, satu per satu guru agama memanjatkan doa untuk persatuan dan perdamaian bangsa.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menilai, momen doa bersama guru lintas agama ini bukan sekadar simbol, melainkan bukti teladan nyata bagi murid dan masyarakat.
"Ini pemandangan yang sangat indah. Doa lintas agama ini memperlihatkan bahwa guru tidak hanya menjadi pengajar di kelas, tetapi juga menjadi teladan bagi bangsa," ujar Nasaruddin, di lokasi, Rabu.
Baca juga: Menag: PPG 2025 Habiskan Anggaran Rp 165 Miliar
Nasaruddin menyampaikan, doa dari guru lintas agama dalam satu panggung ini menjadi penegasan bahwa pendidikan Indonesia harus berlandaskan nilai persatuan, toleransi, dan keberagaman.
"Saya mengimbau kepada guru-guru agama, semua agama, Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Khonghucu, jadilah teladan para guru. Kita harapkan agar anak-anak bangsa lebih bermartabat," ucap dia.
Imam Besar Masjid Istiqlal ini juga meminta para guru menjadi penebar cahaya yang menyejukkan dari situasi sosial dan politik akhir-akhir ini.
"Kepada guru, mari kita menebarkan cahaya, mari kita menenangkan bangsa, menyejukkan bangsa, mendapatkan bangsa," kata dia.
Nasaruddin memberikan imbauan kepada tokoh-tokoh lintas agama untuk menenangkan masyarakat.
Baca juga: Menag: Guru Itu Nabi Kecil, Harus Jauhi Dosa
"Kita berharap Kementerian Agama nanti menenangkan keadaan, kami mengimbau para penyuluh agama, imam-imam masjid untuk melakukan konsentrasi penenangan," kata Nasaruddin.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno menyampaikan, doa lintas agama menjadi bukti kuat hadirnya energi positif dari keberagaman.
"Bangsa ini dengan keberagamannya bisa bersama-sama melangitkan doa, untuk kejayaan dan persatuan Indonesia," tutur dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini