Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dosa Pengemudi yang Sering Jadi Penyebab Kecelakaan di Jalan

Kompas.com - 27/08/2025, 10:12 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setiap tahun ribuan nyawa melayang di jalan raya akibat kecelakaan lalu lintas. Meski sering kali penyebabnya dikaitkan dengan faktor teknis kendaraan atau kondisi jalan, kenyataannya perilaku pengemudi masih menjadi faktor utama.

Praktisi keselamatan jalan raya menyebut ada lima “dosa besar” pengemudi yang paling sering memicu tragedi.

Dosa pertama adalah mengemudi dalam kondisi lelah atau mengantuk. Banyak pengemudi memaksakan diri tetap melaju meski fisik tidak prima, padahal rasa kantuk dapat menurunkan konsentrasi dan memperlambat reaksi.

Baca juga: Insentif Impor Mobil Listrik Berakhir: Pemerintah Bisa Raup Triliunan

Tampak mobil travel Toyota hiace berpenumpang 7 orang itu mengalai kecelakaan setelah menabrak bagian belakang mobil box anguta paket didepannya di Jalan tol Cisumdawu KM 189, Selasa (29/4/2025.Dok PJR Tol Cisumdawu Tampak mobil travel Toyota hiace berpenumpang 7 orang itu mengalai kecelakaan setelah menabrak bagian belakang mobil box anguta paket didepannya di Jalan tol Cisumdawu KM 189, Selasa (29/4/2025.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menegaskan, mengemudi itu pekerjaan serius.

“Kalau fisik tidak siap, sama saja seperti membawa bom berjalan. Sekali hilang konsentrasi, akibatnya bisa fatal,” kata Jusri, kepada Kompas.com (26/8/2025).

Dosa kedua adalah mengabaikan aturan kecepatan. Tidak sedikit pengemudi yang menambah laju kendaraan dengan alasan ingin cepat sampai tanpa memperhitungkan kondisi jalan. Padahal semakin tinggi kecepatan, semakin pendek waktu reaksi yang dimiliki pengemudi.

Baca juga: Desain Menawan Mazda CX-3 Kuro

Ilustrasi mengantuk sambil berkendara.shutterstock Ilustrasi mengantuk sambil berkendara.

“Kebanyakan pengemudi tidak sadar bahwa menambah kecepatan 10 Kpj saja bisa mengurangi separuh waktu reaksi. Itulah mengapa tabrakan di jalan tol sering kali berakhir tragis,” ucap Jusri.

Dosa ketiga adalah menggunakan gawai saat berkendara. Fenomena ini sudah menjadi pemandangan umum di jalan, baik sekadar mengecek pesan maupun bermain media sosial. Konsentrasi yang terpecah membuat kendaraan melaju tanpa kendali.

“Tiga detik saja mata teralihkan, kendaraan bisa melaju puluhan meter tanpa kendali,” kata Jusri.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Kaki-kaki Mobil Baru Lebih Ringkih?

Sejumlah kendaraan dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah tersendat di Kilometer 188 - 189 perbatasan tol Cipali ke Pallikanci, pada Rabu (28/6/2023). Antrean ini disebabkan karena tiga buah unit kendaraan pribadi mengalami tabrakan beruntun. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sejumlah kendaraan dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah tersendat di Kilometer 188 - 189 perbatasan tol Cipali ke Pallikanci, pada Rabu (28/6/2023). Antrean ini disebabkan karena tiga buah unit kendaraan pribadi mengalami tabrakan beruntun. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Dosa keempat adalah tidak menjaga jarak aman. Banyak pengemudi terbiasa menempel kendaraan di depannya, padahal kebiasaan ini sering menjadi penyebab tabrakan beruntun.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menekankan pentingnya disiplin menjaga jarak.

“Jadi lebih baik kalau pengemudi melakukan langkah antisipatif, dengan jaga keecpatan dan jarak aman. Sehingga tidak perlu melakukan emergency braking,” ucap Sony.

Baca juga: Penipuan Segitiga Mobil Bekas: Apa yang Harus Diketahui Pembeli?

Ilustrasi pengemudi mobil di jalan.UNSPLASH/takahiro taguchi Ilustrasi pengemudi mobil di jalan.

Dosa terakhir adalah mengemudi secara agresif dan tidak sabar. Bergeser lajur tanpa lampu sein, memotong jalur semaunya, atau menyalip di tikungan, adalah bentuk agresivitas yang kerap ditemui.

Selain membahayakan diri sendiri, perilaku ini juga bisa memicu emosi pengendara lain yang berujung pada konflik di jalan.

Keselamatan jalan sejatinya bukan semata-mata urusan regulasi atau kecanggihan teknologi kendaraan, melainkan kembali pada perilaku pengemudi di balik kemudi.

Baca juga: Review Pengguna BYD Dolphin Selama 1 Tahun, Ini Plus Minusnya

“Keselamatan itu bukan nasib. Ia hasil dari kesadaran, disiplin, dan konsistensi setiap pengemudi untuk menghargai nyawa, baik dirinya maupun orang lain,” kata Sony.

Dengan menghindari lima dosa tersebut, risiko kecelakaan bisa ditekan dan jalan raya bisa menjadi ruang yang lebih aman bagi semua pengguna.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau