Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Mahasiswa di Kaltim Demo Tolak UU TNI, Tentang Keterlibatan Militer dalam Jabatan Sipil

Kompas.com - 21/03/2025, 23:35 WIB
Pandawa Borniat,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kalimantan Timur Menggugat (Mahakam) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Kalimantan Timur, Jumat (21/3/2025).

Mereka menolak Undang-Undang (UU) TNI yang baru disahkan DPR RI karena dinilai membuka ruang bagi militerisasi sipil.

Aksi dimulai sekitar pukul 16.30 WITA. Massa membawa sejumlah spanduk dan poster berisi penolakan terhadap UU tersebut. Mereka juga meneriakkan "DPR Kosong, DPR Kosong" sebagai bentuk protes terhadap para legislator.

Baca juga: UU TNI yang Baru Disahkan DPR Digugat ke MK, Menkum: Biarkan Diuj

Dalam orasinya, Humas Aksi Aliansi Mahakam, Fatur, menegaskan bahwa demonstrasi ini adalah bentuk kepedulian rakyat terhadap demokrasi di Indonesia.

"Aksi ini adalah bentuk kepedulian rakyat terhadap masa depan demokrasi di Indonesia. Kami menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk mengawal isu ini dan menolak segala bentuk pelemahan demokrasi melalui UU TNI," ujar Fatur di sela aksi.

Pertama, menolak UU TNI yang dinilai memberi peluang bagi militer untuk masuk ke dalam jabatan-jabatan sipil di luar Kementerian Pertahanan.

"Kami menolak segala upaya yang memungkinkan personel aktif TNI menduduki jabatan sipil. Ini bertentangan dengan prinsip supremasi sipil yang dijamin dalam reformasi 1998," kata Fatur.

Kedua, mereka mendesak pemerintah dan DPR agar segera mengesahkan RUU Perampasan Aset sebagai instrumen untuk memberantas korupsi dan pencucian uang.

"Ketidakjelasan dalam pengesahan RUU ini menunjukkan lemahnya komitmen negara dalam memberantas kejahatan luar biasa yang merugikan rakyat," ujarnya.

Ketiga, mahasiswa menuntut agar personel aktif TNI yang menduduki jabatan sipil segera ditarik.

"Keterlibatan militer dalam ranah sipil harus dihentikan. Ini bukan hanya soal demokrasi, tetapi juga tentang menjaga profesionalitas TNI agar tidak terseret dalam kepentingan politik," tambahnya.

Baca juga: 3 Mahasiswa UI Luka saat Demo Tolak Ruu TNI, UI Lakukan Investigasi

Salah satu peserta aksi, Rahma (21), mengatakan keterlibatan TNI dalam jabatan sipil bisa mengancam kebebasan demokrasi yang sudah diperjuangkan sejak reformasi.

"Kami yang hidup di era reformasi tidak ingin kembali ke masa di mana militer punya kekuasaan di semua lini kehidupan. Rakyat sipil harus tetap punya kontrol atas pemerintahan," ujar Rahma.

Hingga aksi berakhir sekitar pukul 18.30 WITA, belum ada perwakilan DPRD Kaltim yang menemui para demonstran. Meski demikian, mahasiswa menegaskan akan terus menggelar aksi hingga tuntutan mereka didengar.

"Kami tidak akan diam. Ini adalah bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang mencederai demokrasi. Akan ada aksi lanjutan sampai tuntutan kami dipenuhi," kata Fatur.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Regional
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Regional
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Regional
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Regional
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau