Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam di Jurang Rinjani, Kisah Pilu dan Heroik di Balik Evakuasi Juliana Marins

Kompas.com - 26/06/2025, 20:47 WIB
Yoga Sukmana

Editor

KOMPAS.com - Langit malam di Gunung Rinjani kala itu tak hanya gelap, tapi juga berat oleh gerimis dan kabut tipis yang menggantung.

Di kedalaman 600 meter jurang Danau Segara Anak, di titik yang tak lazim dijamah manusia, empat anggota tim evakuasi bergelantung di tebing rapuh.

Mereka tidak sendiri, di sisi mereka terbujur jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang menghilang sejak Sabtu, 21 Juni 2025.

Evakuasi ini bukan sekadar tugas. Bagi mereka, ini adalah misi kemanusiaan yang menyayat hati, sekaligus menguji nyali dan batas fisik manusia.

Baca juga: Cegah Kecelakaan, Sistem Pendakian Gunung Rinjani akan Dievaluasi

Menembus Jurang, Menantang Longsor

Adalah Syamsul Fadli, akrab disapa Otong oleh rekan-rekannya yang mengisahkan kembali detik-detik menegangkan saat dirinya dan tim harus menuruni lereng tajam penuh batu dan pasir yang sewaktu-waktu bisa longsor.

"Tiap kali menapak, longsoran terjadi. Bukan hanya pasir tapi juga batu, dari yang kecil sampai sebesar kepala," ucapnya kepada Kompas.com.

Sebelumnya, rekannya, Agam, yang kini viral dan dijuluki pahlawan oleh netizen Brasil, telah lebih dahulu mencapai titik lokasi Juliana. Dialah yang pertama memastikan bahwa Juliana telah tiada.

Disusul oleh Otong dan dua anggota lainnya, mereka memilih bermalam di tebing curam itu. Bukan tanpa risiko, tapi karena tak mungkin mengevakuasi dalam gelap, dan mereka tak mau jenazah Juliana kembali terjatuh lebih dalam.

"Tidur di jurang dan menjaga jenazah bersama tim evakuasi ngeri juga, karena kontur jurang yang labil dengan tanah berpasirnya," kata Otong.

Baca juga: Jalan Terjal Menggapai Juliana di Rinjani dan Pelajaran yang Tersisa

Juliana Marins jatuh di Gunung Rinjani, NTB, pada Sabtu (21/6/2025).DOKUMEN KELUARGA via BBC INDONESIA Juliana Marins jatuh di Gunung Rinjani, NTB, pada Sabtu (21/6/2025).

Dingin, Gelap, dan Haru

Agam kemudian membagikan potongan kisah tersebut melalui media sosialnya. Dalam video yang diunggah ke Instagram, ia tampak menggantung di tebing, tangannya terampil mengatur tali untuk pengangkatan jenazah. Satu malam ia habiskan di sana, bersama Juliana.

"Kami menginap di pinggir tebing curam 590 meter bersama Juliana satu malam, dengan memasang anchor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter," tulis Agam.

Pagi harinya, 25 Juni 2025, evakuasi dimulai. Tali-tali ditarik perlahan, dibantu sistem pulley. Butuh waktu hingga pukul dua siang untuk mengangkat jenazah dari dasar jurang. Setiap tarikan membawa risiko baru, pasir longsor, batu meluncur. Tapi mereka terus bergerak.

Akhirnya, pukul 15.20 WITA, jenazah Juliana berhasil sampai ke Cemara Nunggal. Dari sana, tim SAR bergerak cepat menuruni jalur Sembalun. Pukul 20.00 WITA, jenazah tiba di Pos Bukit Tiga Sembalun dengan ambulans.

Saat itu, tangis dan pelukan menyambut kedatangan para penyelamat yang telah mengorbankan segalanya.

Baca juga: Pelajaran dari Rinjani, Ketahui Cara Kirim Sinyal Darurat di Gunung

Privasi dan Doa di Tengah Duka

Gerimis menyambut ambulans yang membawa Juliana ke Posko SAR. Tak lama, terdengar suara dalam bahasa Inggris dari balik pagar: "No picture, no photo, no video, this is privacy."

Halaman:


Terkini Lainnya
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Travel News
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau