Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 3 Persen DAS Ayung yang Masih Tertutupi Pohon, Banjir Ancam Bali

Kompas.com - 15/09/2025, 15:03 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan kondisi kritis Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung di Bali yang kini hanya memiliki tutupan pohon sekitar 3 persen dari luas total.

Padahal, secara ideal, minimal 30 persen kawasan DAS harus ditutupi hutan untuk bisa menahan aliran air sungai di bawahnya.

DAS Ayung membentang seluas 49.500 hektar dan menaungi sejumlah aliran sungai penting seperti Tukad Badung, Tukad Mati, dan Tukad Singapadu.

Baca juga: Kementerian LH Bakal Evaluasi Tata Ruang Bali, Tutupan Hutan di DAS Ayung Sisa 3 Persen

Namun, data terbaru menunjukkan hanya sekitar 1.500 hektar area yang masih tertutup pohon.

“Konversi lahan dari hutan menjadi non-hutan seluas 459 hektare terjadi sejak 2015 hingga 2024. Angka itu memang kecil dibanding pulau besar lain, tapi untuk Bali yang kecil, ini sangat besar dampaknya,” jelas Hanif dilansir dari Antara (13/5/2025).

Alih fungsi lahan jadi pemicu banjir

Menurut Hanif, perubahan lanskap DAS Ayung bukanlah fenomena baru. Sejak lama, lahan hutan di kawasan tersebut beralih fungsi menjadi pertanian terbuka, pertanian campuran, hingga permukiman.

Perubahan terbesar justru terjadi karena pembangunan permukiman, termasuk vila dan penginapan, yang semakin mengurangi daya resap air.

Kondisi ini membuat DAS Ayung tak mampu menahan hujan ekstrem. Hanif mencontohkan peristiwa Selasa hingga Rabu dini hari lalu, ketika hujan dengan intensitas 245,75 mm dalam sehari mengguyur Bali.

Dalam hitungan teknis, satu meter persegi lahan menerima 245 liter air dalam sehari, jumlah yang jauh melampaui kapasitas resapan DAS saat ini.

Reforestasi jadi solusi mendesak

Kementerian Lingkungan Hidup bersama Pemerintah Provinsi Bali sepakat mengembalikan fungsi alami DAS melalui reforestasi dan revegetasi.

Langkah ini diharapkan bisa menekan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir besar yang baru-baru ini melanda.

“Kita akan lakukan pengawasan ketat agar tidak ada lagi konversi lahan yang tidak perlu, terutama untuk vila dan penginapan yang justru mengganggu serapan air,” tegas Hanif.

Gubernur Bali Wayan Koster menambahkan, pihaknya menjadikan banjir besar kali ini sebagai pelajaran penting. Ia menegaskan perlunya penelusuran dari hulu hingga hilir untuk melihat sejauh mana penggundulan hutan dan pengurangan area resapan air terjadi.

Baca juga: Bali Banjir, FAJI Sebut Rafting di Sungai Ayung Ubud Masih Aman

“Kalau hutan berkurang, otomatis potensi banjir saat hujan lebat akan semakin besar. Ini tanggung jawab kita untuk menjaga Bali agar lebih tahan terhadap bencana di masa depan,” ujar Koster.

Hanif juga mengingatkan bahwa kejadian banjir besar tidak akan berhenti di satu peristiwa saja, mengingat perubahan iklim global telah memicu hujan ekstrem lebih sering terjadi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau