TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menilai kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI) bisa dimanfaatkan di berbagai sektor.
Hal itu diungkapkan Brian dalam Pertemuan Tingkat Menteri ke-2 Platform Dialog OIC-15 di Teheran, Iran, pada Senin (19/5/2025).
Dalam pidatonya, Brian menekankan bahwa kolaborasi di bidang AI sangat relevan dengan prioritas nasional Indonesia, terlebih dalam menghadapi puncak bonus demografi dan transisi menuju Revolusi Industri Keempat.
“Kita menghadapi pertanyaan besar: apakah generasi muda kita akan menjadi terlalu bergantung pada AI, atau justru mampu memanfaatkannya untuk memperkuat kreativitas dan pemikiran kritis mereka?” ujar Brian di hadapan para delegasi negara-negara Islam seperti termuat dalam siaran pers.
Brian menyoroti AI bisa memberikan dampak signifikan untuk lima sektor utama di Indonesia. Lima sektor utama tersebut yaitu ketahanan pangan, layanan kesehatan, energi terbarukan, industri hilir sumber daya alam, dan material maju.
Berikut poin-poinnya.
Brian juga menegaskan bahwa perkembangan AI tidak boleh berjalan tanpa pengawasan. Ia mengangkat enam tantangan utama: regulasi, infrastruktur digital, pengembangan SDM, tata kelola data, pembaruan pedoman etis, dan peran organisasi profesional.
Baca juga: AI dan Coding Jadi Mapel Pilihan, Peneliti UGM Ingatkan Soal Literasi Digital
Menurutnya, regulasi yang berpihak pada perlindungan hak dan nilai-nilai Islam sangat penting, disertai investasi kolektif dalam infrastruktur digital dan pendidikan keahlian AI di kalangan generasi muda.
Dalam forum tersebut, Indonesia juga memperkenalkan inisiatif baru: “Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang Berdampak”, yang bertujuan menjembatani kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat lokal agar manfaat AI dapat dirasakan nyata di berbagai lapisan masyarakat.
“Manfaat konkret dari AI bukan hanya menciptakan output ekonomi yang lebih besar, tapi juga menciptakan keadilan akses terhadap teknologi dan membangun legitimasi politik untuk keberlanjutan riset dan inovasi,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.