KOMPAS.com – Perayaan Idul Adha acapkali identik dengan ritual penyembelihan hewan kurban. Namun, bagi Sekolah Semesta di Jawa Tengah, momentum tahunan ini menjadi "laboratorium" sosial, tempat para siswa ditempa membangun kesadaran sosial dan empati sejak dini.
Bukan hanya sekadar membagikan daging, kegiatan kurban di Sekolah Semesta adalah wujud nyata pendidikan karakter terintegrasi.
Tahun ini, Sekolah Semesta memotong lebih dari 81 ekor sapi dan 8 ekor kambing.
Jumlah ini kemudian dikemas menjadi 4.200 paket daging kurban yang didistribusikan hingga ke pelosok Jawa Tengah, sebuah semangat "Berbagi hingga ke pelosok" yang diusung sekolah tersebut.
Yang menarik, 32 ekor sapi di antaranya secara khusus dikirim ke berbagai kabupaten seperti Demak, Tegal, Salatiga, Rembang, Jepara, hingga Tuban.
Hal ini menjadi upaya strategis menjangkau masyarakat yang jarang tersentuh bantuan kurban, memastikan pemerataan kebaikan hingga ke daerah terpencil.
Ketua Panitia Kurban Semesta, Ramon Adianto menegaskan, Idul Adha menjadi momen merayakan kebersamaan dengan cara memotong hewan kurban bersama berbagi dengan penuh keikhlasan.
Hal ini akan menggungah minat untuk ingin berbagi dengan sesama, menumbuhkan rasa perduli terhadap sesama , membuat anak anak bergerak untuk memberikan perubahan yang berarti terhadap lingkungan sekitar, nusa bangsa, dan agama.
"Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan, tapi juga menumbuhkan empati dan kepedulian," ujar Ramon yang menjabat sebagai Purchasing and Facility Manager di Sekolah Semesta, Jumat (7/6/2025).
"Kami ingin siswa kami belajar itu sejak dini," jelas Ramon. Pernyataan ini menggarisbawahi filosofi pendidikan di Sekolah Semesta yang tak hanya fokus pada kecerdasan akademis, tetapi juga kecerdasan emosional dan sosial.
Distribusi daging kurban tak hanya menyasar lingkungan sekitar sekolah di Gunungpati dan Bandungan, tetapi juga menjangkau masjid-masjid dan kampung-kampung terpencil. Seluruh hewan kurban dipastikan telah lolos pemeriksaan kesehatan.
Rincian distribusi menunjukkan skala kegiatan yang masif: 44 ekor sapi disembelih di Kampus Semesta I, sementara sisanya didistribusikan ke berbagai lokasi lain, termasuk Masjid Baiturrahman Simpang Lima, serta daerah-daerah seperti Demak, Tegal, Tuban, Kudus, Pati, Jepara, Rembang, Salatiga, Mranggen, BSB City, Kandri, Jangli, hingga Kutoarjo.
Kegiatan ini semakin diperkuat dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak. Donasi berasal dari siswa, alumni, orangtua murid, staf, hingga mitra Sekolah Semesta.
Hal ini menunjukkan ekosistem pendidikan yang kolaboratif, di mana seluruh elemen komunitas sekolah turut berkontribusi dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan.
Ramon mengungkapkan, banyak siswa yang ikut menabung sejak jauh hari melalui program Tabungan Kurban Sekolah. Ini adalah metode edukasi yang efektif, mengubah konsep "berbagi" dari sekadar donasi menjadi sebuah proses yang direncanakan dan diupayakan secara mandiri oleh siswa.
"Kami ingin anak-anak tak hanya pintar, tapi juga peka dan peduli terhadap sesama," tambah Ramon.
Melalui program kurban ini, Sekolah Semesta berharap tidak hanya menghasilkan lulusan yang unggul secara akademis, tetapi juga individu yang memiliki hati nurani, siap berinteraksi, dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya.
"Ini adalah esensi dari pendidikan karakter yang sesungguhnya: membangun kesadaran sosial sejak bangku sekolah," pungkas Ramon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.