Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Krisis Migran Belarus-Polandia, Turki Batasi Penerbangan ke Minsk

Kompas.com - 13/11/2021, 11:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

ANKARA, KOMPAS.com – Turki melarang warga Suriah, Yaman, dan Irak terbang ke Minsk, Belarus, pada Jumat (12/11/2021).

Keputusan tersebut berpotensi menutup salah satu keran utama yang menurut Uni Eropa digunakan oleh Belarus mengirim ribuan migran untuk merekayasa krisis kemanusiaan di perbatasan.

Ribuan migran dari Timur Tengah dalam kondisi kedinginan di hutan di perbatasan antara Belarus dan negara-negara Uni Eropa seperti Polandia dan Lithuania, yang menolak untuk membiarkan mereka menyeberang.

Baca juga: 3 Migran Dipukuli dan Dirampok Rp 107 Juta di Perbatasan Polandia-Belarus

Beberapa di antara para migrab itu ada meninggal. Dan ada kekhawatiran mengenai keselamatan yang lain saat kondisi musim dingin yang semakin menggigit.

Uni Eropa menuduh Minsk menciptakan krisis migran sebagai bagian dari "serangan hibrida" di blok itu sebagaimana dilansir Reuters.

Minsk dituding mendistribusikan visa Belarus di Timur Tengah, menerbangkan para migran, lalu mendorong mereka untuk menyeberangi perbatasan secara ilegal.

Uni Eropa mungkin akan memberlakukan sanksi baru pada Senin (8/11/2021) terhadap Belarus dan beebrapa maskapai penerbangan karena mengangkut para migran.

Baca juga: Krisis Migran di Perbatasan Polandia-Belarus, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Pejabat Uni Eropa gembira

Pejabat Uni Eropa menyambut baik pengumuman Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Turki bahwa warga Suriah, Yaman, dan Irak tidak akan diizinkan membeli tiket pesawat ke ke Belarus atau terbang ke sana dari wilayah Turki.

Turki juga membantah telah memainkan peran langsung dengan mengizinkan wilayahnya digunakan untuk mengangkut migran.

Tetapi, situs web bandara Minsk mencantumkan enam penerbangan komersial yang tiba dari Istanbul pada Jumat, terbanyak dari kota mana pun kecuali negara pecahan Uni Soviet.

Pejabat Uni Eropa berulang kali mengatakan harapan terbaik untuk menyelesaikan krisis migran adalah menghentikan calon migran di Timur Tengah.

Baca juga: Perbatasan Polandia-Belarus Memanas akibat Arus Ribuan Migran

Caranya adalah menghentikan para calon migran terbang ke Belarus dari beberapa negara. Selain itu, para diplomat sedang bernegosiasi.

“Upaya ini sudah menunjukkan hasil,” kata juru bicara Komisi Eropa.

Juru bicara itu mengatakan, Iraq Airways juga setuju untuk menghentikan penerbangan ke Belarus.

Namun, kepala badan perbatasan Uni Eropa Frontex, Fabrice Leggeri, mengatakan tidak ada akhir yang cepat dari krisis migran di perbatasan Polandia.

“Kami harus siap menghadapi situasi ini untuk waktu yang lama,” kata Leggeri kepada Reuters.

Dia menambahkan, Frontex akan membantu Polandia memulangkan migran ke negara asal mereka.

Baca juga: Imbas Masalah Migran di Perbatasan Polandia-Belarus, Rusia Kirim Dua Pembom Nuklir

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau