Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Wafat Kena Kanker, Anak Dapat Beasiswa Rp 6 Miliar untuk Pelajari Kanker

Kompas.com - 08/09/2025, 16:37 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber VnExpress

HANOI, KOMPAS.com - Seorang pelajar Vietnam asal Hanoi, Pham Hoang Tung (23), berhasil meraih beasiswa penuh senilai sekitar 400.000 dollar AS (sekitar Rp 6,6 miliar) untuk menempuh studi doktoral (PhD) di Duke University, Amerika Serikat.

Ia berencana fokus pada penelitian genetika kanker, bidang yang menginspirasi dirinya setelah kehilangan sang ayah karena penyakit tersebut.

Baca juga: Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan

Perjalanan akademik Tung

Melansir VnExpress pada Jumat (5/9/2025), Tung merupakan mantan siswa kelas Matematika di Hanoi-Amsterdam High School.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Cambridge Tutors College, Inggris, saat kelas 11.

Meski sempat kesulitan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, ia berhasil meraih tiga nilai A dalam ujian A-level berkat disiplin dan dukungan guru serta teman-temannya.

Ia lalu diterima di Imperial College London untuk program Matematika dan Statistik, yang kemudian lulus dengan predikat First Class Honors pada 2023.

Imperial College London sendiri berada di peringkat kedua dunia dalam QS World University Rankings 2026.

Tung mengungkapkan kehilangan ayah akibat kanker saat kelas 9 memicu minatnya dalam menerapkan statistik untuk menguraikan gen kanker.

Menurutnya, ilmu statistik menginspirasinya untuk mencari alat analisis data yang bisa membantu deteksi dini kanker.

Motivasi inilah yang memandu jalur akademisnya dan keputusannya untuk mempelajari Matematika dan Statistika di Imperial College London.

Baca juga: Tak Kenal Ampun, AS Deportasi Bocah 5 Tahun yang Jalani Pengobatan Kanker

Dukungan akademis

Meski unggul secara akademis, Tung sempat kesulitan menyusun esai untuk aplikasi beasiswanya. Namun, ia mendapatkan dukungan dari paman dan lingkungan akademiknya.

Setelah lulus dari Imperial College London, Tung sempat magang di VinBigData, tempat ia berkontribusi pada aplikasi decoding gen untuk layanan kesehatan.

Salah satu penelitiannya adalah analisis gen bakteri dengan metode non-negative matrix factorization (NMF), yang membantu mengklasifikasikan jenis sel melalui data single-cell omics multimodal.

Ia juga bekerja di sektor perbankan untuk mengasah keterampilan mengolah data berskala besar. Meski demikian, ia merasa kurang puas.

“Saya merasa seperti teknisi terampil, mengoperasikan alat, tetapi tidak benar-benar menggali pengetahuan lebih dalam,” ujarnya tentang pengalaman kerjanya di sana.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau