QUEZON, KOMPAS.com - Lebih dari 2.500 orang mengikuti fun run di Kota Quezon, Filipina, pada Minggu (7/9/2025) sebagai bentuk protes terhadap praktik korupsi di pemerintahan.
Aksi bertajuk "Lari untuk Akuntabilitas: Takbo Laban sa Korapsyon" itu berlangsung di kawasan Universitas Filipina, Diliman, dan dikemas sebagai kegiatan solidaritas sekaligus acara komunitas.
"Jumlah peserta hari ini menunjukkan kekuatan persatuan rakyat melawan korupsi. Seruan kami untuk keadilan dan akuntabilitas sangat lantang, jelas, dan tak terbantahkan," kata penyelenggara dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Proyek Pengendalian Banjir Jadi Bancakan Korupsi, Rakyat Filipina Murka dan Berdemo
Para relawan dan peserta disebut bergotong royong menyediakan keperluan dan perlengkapan demi terlaksananya kegiatan tersebut, sebagaimana dilansir Phil Star, Senin (8/9/2025).
Selain fun run, berbagai kelompok juga menyiapkan agenda lain untuk memperingati deklarasi darurat militer yang diberlakukan oleh mendiang diktator Ferdinand Marcos pada 21 September.
Di sisi lain, kelompok progresif Bagong Alyansang Makabayan (Bayan) menegaskan ancaman gugatan hukum tidak akan menghentikan para aktivis di Pasig dan Kota Quezon menggelar aksi protes terkait proyek pengendalian banjir yang dinilai bermasalah.
Sekretaris Jenderal Bayan Raymond Palatino menyebut upaya aparat keamanan untuk menghalangi aksi hanya akan menegaskan keberpihakan pihak berwenang terhadap pihak-pihak yang diduga menjarah dana publik.
Baca juga: Filipina Siap Ikut Perang jika China Serang Taiwan
"Kemarahan yang diungkapkan oleh para pengunjuk rasa dapat dibenarkan karena proyek-proyek yang sarat korupsi telah menghabiskan dana publik dan menyebabkan korban di masyarakat kita," ujar Palatino.
Ia menegaskan, aparat seharusnya menindak pejabat maupun kontraktor yang terlibat dalam proyek infrastruktur bermasalah, bukan justru menargetkan para aktivis.
Menurut Bayan, gelombang protes akan terus berlanjut dalam beberapa minggu mendatang.
Aksi tersebut ditujukan untuk menuntut pertanggungjawaban Presiden Ferdinand Marcos Jr dan sejumlah lembaga negara terkait atas dugaan penyalahgunaan anggaran publik.
Baca juga: Momen Tabrakan 2 Kapal China Saat Kejar Kapal Filipina, Salah Satu Hancur
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini