GAZA, KOMPAS.com - Kelompok bersenjata Palestina, Hamas pada Minggu (7/9/2025) menyatakan kesiapannya untuk segera duduk di meja perundingan.
Hal itu dilakukan tak lama setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan peringatan terakhir agar kelompok itu menerima kesepakatan pembebasan sandera di Gaza.
"Gerakan Hamas menyambut baik setiap inisiatif yang mendukung upaya untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat kami, dan menegaskan kesiapannya untuk segera duduk di meja perundingan guna membahas pembebasan semua tahanan," demikian pernyataan Hamas tersebut.
Baca juga: Demo Pro-Palestina di London, Polisi Tangkap 890 Orang
Sebagai imbalannya, Hamas menuntut deklarasi yang jelas mengenai berakhirnya perang, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, serta pembentukan komite Palestina independen untuk mengelola wilayah tersebut.
Pernyataan Hamas ini muncul beberapa jam setelah Trump menulis di media sosial bahwa Israel telah menyetujui persyaratan yang diajukan.
"Israel telah menerima persyaratan saya. Sudah saatnya Hamas juga menerima. Saya telah memperingatkan Hamas tentang konsekuensi jika tidak menerima. Ini peringatan terakhir saya," tulis Trump, dikutip dari kantor berita AFP.
Hamas sebelumnya melakukan serangan besar-besaran terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan menyandera 251 orang. Dari jumlah itu, 47 orang masih berada di Gaza.
Baca juga: Greta Thunberg Desak PM Inggris Hentikan Genosida di Gaza
Militer Israel menyatakan 25 orang di antaranya telah tewas, dan pihaknya kini berupaya memulangkan jenazah para korban.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini