Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hacker China Diduga Cawe-cawe Pembicaraan Dagang AS-Beijing

Kompas.com - 08/09/2025, 11:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Otoritas Amerika Serikat (AS) tengah menyelidiki email palsu yang berisi malware dan diduga dikirim oleh hacker terkait intelijen China.

Email tersebut mengatasnamakan anggota parlemen dari Partai Republik, John Moolenaar, dan dikirim pada Juli lalu kepada sejumlah kelompok dagang, firma hukum, serta lembaga pemerintah.

Berita tersebut diwartakan oleh Wall Street Journal dalam laporan investigasinya yang dirilis Minggu (7/9/2025).

Baca juga: Usai Perang Iran-Israel, Hacker Ancam Sebarkan Isi Email Orang Dekat Trump

Menurut laporan, analisis siber menelusuri malware itu ke APT41, sebuah kelompok hacker yang diyakini bekerja untuk kepentingan intelijen China.

Email tersebut bertepatan dengan masa perundingan dagang sensitif antara pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan Beijing.

Moolenaar dikenal sebagai kritikus keras Beijing, sebagaimana dilansir Reuters.

Dia menjabat sebagai ketua komite kongres yang berfokus pada persaingan strategis antara AS dan China, termasuk isu ancaman terhadap keamanan nasional.

Baca juga: Hacker Ukraina Bantu Serang Rusia di Bidang Digital

Wall Street Journal menyebut, serangan ini menjadi bagian dari operasi siber yang bertujuan memberi China akses pada rekomendasi Gedung Putih terkait perundingan dagang. 

Serangan pertama terjadi tepat sebelum pertemuan AS–China di Swedia, yang menghasilkan perpanjangan gencatan senjata tarif hingga awal November.

Dalam email palsu itu, penerima diminta meninjau rancangan undang-undang terlampir dengan kalimat, "wawasan Anda sangat penting". 

Membuka dokumen tersebut memungkinkan malware memberi akses luas kepada peretas terhadap target yang dituju.

Baca juga: Rusia Sebut AS Rekrut Hacker dan Latih Pasukan Siber Ukraina

Meski demikian, laporan menyebut belum dapat dipastikan apakah serangan itu berhasil.

Kedutaan Besar China di Washington menanggapi bahwa mereka tidak mengetahui detail insiden tersebut.

"China dengan tegas menentang dan memerangi segala bentuk serangan siber dan kejahatan siber," tulis pernyataan resmi yang dikirim melalui email. 

"Kami juga dengan tegas menentang upaya mencemarkan nama baik pihak lain tanpa bukti yang kuat," sambung kedutaan tersebut.

Baca juga: Hacker China Curi Dana Bantuan Covid-19 AS hingga Jutaan Dollar

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau