KOMPAS.com – Dewan direksi Tesla berencana memberikan untuk CEO-nya, Elon Musk, 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 15.000 kuadriliun dalam bentuk saham.
Tawaran ini diumumkan pada Jumat (6/9/2025) dan akan diajukan kepada pemegang saham untuk mendapat persetujuan, sebagaimana dilansir CNN.
Dalam rencana itu, dewan direksi hendak memberikan Musk hingga 423,7 juta lembar saham tambahan dalam 10 tahun ke depan.
Baca juga: Elon Musk Bagikan Unggahan Jumlah Peserta Demo Australia, Polisi: Angka Terlalu Dibesar-besarkan
Dengan harga saham Tesla saat ini, nilai saham itu diperkirakan mencapai 148,7 miliar dollar AS.
Namun, bila target kinerja yang ditetapkan tercapai, nilai saham yang dijanjikan untuk Musk bisa meroket hingga mendekati 1 triliun dollar AS.
Itu semua akan didapatkan Musk asalkan perusahaan mampu mencapai valuasi 8,5 triliun dollar AS.
Nilai tersebut delapan kali lipat dari posisi Tesla saat ini dan dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan perusahaan mana pun di dunia.
Baca juga: Sempat Ngotot Tantang Trump, Elon Musk Kini Urung Dirikan Parpol Baru
Dalam pengajuan resmi, dewan direksi menyatakan perlu memberikan tawaran bersejarah agar tidak kehilangan Musk karena dianggap identik dengan Tesla.
"Musk juga mengemukakan kemungkinan bahwa ia akan mengejar kepentingan lain yang mungkin memberinya pengaruh lebih besar jika tidak menerima jaminan tersebut," tulis dewan dalam dokumen resmi.
Meski begitu, dewan juga menyiratkan kegelisahan karena Musk sering dianggap memperlakukan Tesla sebagai pekerjaan paruh waktu.
Saat ini, Musk diketahui mengalihkan perhatian ke sejumlah bisnis lain seperti SpaceX, Starlink, dan perusahaan akal imitasi xAI.
Baca juga: Elon Musk Buka Restoran Retro-Futuristik Tesla di Los Angeles
Musk juga membeli platform media sosial Twitter pada 2022 senilai 44 miliar dollar AS lalu mengganti namanya menjadi X.
Awal 2025, Wall Street Journal melaporkan dewan sempat mencari calon pengganti Musk. Namun, baik Ketua Dewan Robyn Denholm maupun Musk membantah kabar tersebut.
Tak lama berselang, Musk mengumumkan hengkang dari Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) dan kembali memimpin penuh Tesla.
"Pesan sederhana yang dikirimkan dewan direksi kepada Elon: 'Kami ingin perhatian Anda tertuju pada Tesla'," tulis Gene Munster dari Deepwater Asset Management.