Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla

Kompas.com - 08/09/2025, 09:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com – Dewan direksi Tesla berencana memberikan untuk CEO-nya, Elon Musk, 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 15.000 kuadriliun dalam bentuk saham.

Tawaran ini diumumkan pada Jumat (6/9/2025) dan akan diajukan kepada pemegang saham untuk mendapat persetujuan, sebagaimana dilansir CNN.

Dalam rencana itu, dewan direksi hendak memberikan Musk hingga 423,7 juta lembar saham tambahan dalam 10 tahun ke depan. 

Baca juga: Elon Musk Bagikan Unggahan Jumlah Peserta Demo Australia, Polisi: Angka Terlalu Dibesar-besarkan

Dengan harga saham Tesla saat ini, nilai saham itu diperkirakan mencapai 148,7 miliar dollar AS. 

Namun, bila target kinerja yang ditetapkan tercapai, nilai saham yang dijanjikan untuk Musk bisa meroket hingga mendekati 1 triliun dollar AS.

Itu semua akan didapatkan Musk asalkan perusahaan mampu mencapai valuasi 8,5 triliun dollar AS. 

Nilai tersebut delapan kali lipat dari posisi Tesla saat ini dan dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan perusahaan mana pun di dunia.

Baca juga: Sempat Ngotot Tantang Trump, Elon Musk Kini Urung Dirikan Parpol Baru

Dalam pengajuan resmi, dewan direksi menyatakan perlu memberikan tawaran bersejarah agar tidak kehilangan Musk karena dianggap identik dengan Tesla.

"Musk juga mengemukakan kemungkinan bahwa ia akan mengejar kepentingan lain yang mungkin memberinya pengaruh lebih besar jika tidak menerima jaminan tersebut," tulis dewan dalam dokumen resmi.

Meski begitu, dewan juga menyiratkan kegelisahan karena Musk sering dianggap memperlakukan Tesla sebagai pekerjaan paruh waktu. 

Saat ini, Musk diketahui mengalihkan perhatian ke sejumlah bisnis lain seperti SpaceX, Starlink, dan perusahaan akal imitasi xAI. 

Baca juga: Elon Musk Buka Restoran Retro-Futuristik Tesla di Los Angeles

Musk juga membeli platform media sosial Twitter pada 2022 senilai 44 miliar dollar AS lalu mengganti namanya menjadi X.

Awal 2025, Wall Street Journal melaporkan dewan sempat mencari calon pengganti Musk. Namun, baik Ketua Dewan Robyn Denholm maupun Musk membantah kabar tersebut. 

Tak lama berselang, Musk mengumumkan hengkang dari Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) dan kembali memimpin penuh Tesla.

"Pesan sederhana yang dikirimkan dewan direksi kepada Elon: 'Kami ingin perhatian Anda tertuju pada Tesla'," tulis Gene Munster dari Deepwater Asset Management. 

"Tersirat dalam pesan itu adalah janji bahwa ia akan mendapatkan kendali yang selama ini ia cari (25 persen saham) dan itu akan sepadan dengan waktunya," lanjutnya.

Baca juga: Elon Musk dan Partai di Luar Orbit

Musk tuntut kendali

Musk sendiri menegaskan bahwa kendali atas Tesla sangat penting baginya.

Pada Januari 2024, ia menulis di X bahwa dirinya butuh minimal 25 persen saham untuk nyaman mengembangkan Tesla sebagai pemimpin dalam AI dan robotika.

"Saya merasa tidak nyaman mengembangkan Tesla menjadi pemimpin dalam AI & robotika tanpa memiliki kendali suara sekitar 25 persen. Cukup berpengaruh, tetapi tidak terlalu berpengaruh sehingga saya tidak dapat digulingkan," tulis Musk. 

"Jika tidak, saya lebih suka membangun produk di luar Tesla," sambungnya,

Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki sekaligus investor awal Tesla, menilai inilah alasan utama di balik tawaran fantastis tersebut. 

"Ini semua tentang Musk yang takut dikeluarkan dari Tesla karena dia hanya memiliki 13 persen," ujarnya.

Baca juga: Apa Itu America Party Bentukan Elon Musk?

Optimisme dan kritik

Bagi para pendukung Tesla, paket gaji ini diyakini akan memacu perusahaan masuk ke era baru. 

Munster berpendapat bahwa AI, kendaraan otonom, robotaxi, hingga robot humanoid adalah masa depan Tesla.

Namun, kritik juga berdatangan. Gordon Johnson, analis pasar sekaligus salah satu pengkritik keras Tesla, menyebut Musk sering gagal memenuhi janji.

"Elon Musk telah mengatakan sejak 2014 'kita akan memiliki mobil swakemudi penuh tahun depan'. Hal itu belum terjadi, tetapi janji itu telah dinilai miliaran dolar oleh Wall Street," kata Johnson. 

Baca juga: Sindir Rencana Elon Musk Dirikan Parpol Baru, Trump: Itu Konyol

"Elon Musk adalah manipulator ulung. Ia mampu menjaga harga saham tetap tinggi. Alasan dewan membayarnya adalah karena ia bersedia mengatakan hal-hal yang tidak ingin diucapkan CEO lain," lanjutnya.

Meski menimbulkan pro-kontra, besar kemungkinan pemegang saham akan tetap menyetujui paket tersebut. 

Sebab, Musk hanya akan menerima saham jika Tesla mencapai target, sementara nilai aset investor juga ikut melonjak.

Target pertama yang harus dicapai sebelum Musk mendapat saham adalah valuasi 2 triliun dollar AS, hampir dua kali lipat dari nilai Tesla saat ini.

Baca juga: Trump Sepelekan Partai Baru Elon Musk: Gagal Total

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau