TOKYO, KOMPAS.com - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu (7/9/2025).
Keputusan ini membuka periode ketidakpastian politik di tengah tantangan besar yang dihadapi ekonomi terbesar keempat dunia tersebut.
Ishiba menyatakan, keputusannya untuk mundur diambil setelah serangkaian kekalahan telak koalisi berkuasa dalam pemilu.
Baca juga: PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Dalam konferensi pers, dia menegaskan ingin bertanggung jawab penuh atas hasil buruk yang dialami Partai Demokrat Liberal (LDP).
"Dengan Jepang telah menandatangani perjanjian perdagangan dan presiden telah menandatangani perintah eksekutif, kita telah melewati rintangan utama. Saya ingin menyerahkan tongkat estafet kepada generasi berikutnya," kata Ishiba dengan suara bergetar, dikutip dari Reuters.
Pengumuman pengunduran diri Ishiba tersebut terjadi sekitar setahun dia menjadi Perdana Menteri Jepang pada September 2024.
Ishiba bukanlah orang baru dalam perpolitikan Jepang. Bahkan, dia bisa dianggap senior dalam kancah politik "Negeri Sakura". Dilansir dari NHK, berikut profil Shigeru Ishiba.
Baca juga: PM Jepang Shigeru Ishiba Siap Mundur untuk Hindari Perpecahan Partai
Ishiba, politikus berusia 68 tahun ini, dikenal luas dengan kiprahnya di bidang pertahanan dan kebijakan daerah.
Ishiba pertama kali terpilih menjadi anggota Majelis Rendah pada 1986 saat berusia 29 tahun. Usianya yang masih muda kala itu menjadikannya anggota parlemen termuda.
Ayahnya, Ishiba Jiro, pernah menjabat sebagai Gubernur Prefektur Tottori dan Menteri Dalam Negeri. Jejak politik sang ayah turut memengaruhi perjalanan karier Ishiba.
Lulusan Universitas Keio ini sempat bekerja di sebuah bank sebelum masuk ke dunia politik atas rekomendasi mantan Perdana Menteri Tanaka Kakuei.
Baca juga: Jepang Rayakan Kedewasaan Pangeran Hisahito, Apakah Calon Penerus Kaisar?
Sebagai anggota parlemen muda, dia aktif menyerukan reformasi politik bersama kelompok studi internal LDP.
Pada 1993, Ishiba mendukung mosi tidak percaya terhadap Kabinet Miyazawa dari LDP terkait RUU reformasi politik.
Dia sempat meninggalkan LDP untuk bergabung dengan partai lain, tetapi akhirnya kembali.
Ishiba pertama kali duduk di kabinet pada 2002 sebagai Kepala Badan Pertahanan.