Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuluk "Pangeran Capung", Hisahito Diprediksi Jadi Kaisar Jepang Terakhir 

Kompas.com - 08/09/2025, 09:56 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com – Pangeran Hisahito dari Jepang menjalani ritual kedewasaan pada Sabtu (6/9/2025) setelah dia genap berusia 19 tahun.

Upacara tersebut menandai langkah penting dalam hidupnya, sekaligus menyoroti masa depan Kekaisaran Jepang, monarki tertua di dunia yang menghadapi krisis ahli waris takhta.

Hisahito menjadi pria pertama dari anggota keluarga Kekaisaran Jepang yang mencapai usia dewasa dalam 40 tahun terakhir. 

Dia berada di urutan kedua ahli waris takhta setelah ayahnya, Putra Mahkota Akishino, sebagaimana dilansir CNN

Namun, banyak pihak khawatir ia bisa menjadi kaisar terakhir karena terbatasnya jumlah penerus laki-laki.

Di balik khidmatnya upacara kedewasaan, ada pertanyaan besar yang menggantung: akankah Pangeran Hisahito menjadi penerus yang menyelamatkan monarki atau justru kaisar terakhir Jepang?

Baca juga: Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun

Pencinta capung

Lahir pada 6 September 2006, Hisahito adalah putra tunggal Putra Mahkota Akishino dan Putri Mahkota Kiko. 

Dia memiliki dua kakak perempuan, Putri Kako dan mantan Putri Mako, yang kehilangan status kerajaan setelah menikah dengan pria non-bangsawan.

Saat ini, Hisahito menempuh pendidikan di Universitas Tsukuba, dekat Tokyo, dengan fokus pada biologi. 

Dia dikenal gemar bulu tangkis dan memiliki minat mendalam pada serangga, khususnya capung. Oleh sebab itulah, Hisahito mendapat julukan media barat sebagai "Pangeran Capung".

Minat itu bahkan membawanya ikut menulis artikel akademik tentang populasi capung di lahan perkebunan Akasaka, Tokyo.

Dalam konferensi pers perdananya pada Maret lalu, Hisahito menyampaikan tekadnya. 

Dia ingin mendalami penelitian tentang serangga dan berkontribusi dalam melindungi populasi mereka di wilayah perkotaan.

Baca juga: PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya

Ancaman krisis suksesi

Menurut aturan, penerus singgasana kekaisaran harus berasal dari garis keturunan laki-laki.

Karena aturan tersebut, Kekaisaran Jepang kini menghadapi persoalan serius. Pasalnya, jumlah pria dalam garis penerus takhta saat ini sangat terbatas. 

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau