SYDNEY, KOMPAS.com - Elon Musk membagikan unggahan di media sosial X yang mengeklaim 150.000 orang mengikuti protes anti-imigrasi di Sydney dan Brisbane, Australia. Klaim itu dinilai keliru karena polisi memperkirakan jumlah peserta hanya sekitar 21.000 orang.
Unggahan yang dibagikan Musk berasal dari akun pengguna X lain, menampilkan video demonstrasi di Sydney pada Minggu (31/8/2025) dengan tajuk "Pawai untuk Australia".
Dalam unggahan tersebut tertulis: "50.000 di Brisbane/100.000 di Sydney. Lumayan untuk protes ad hoc tanpa promosi MSN. X membuktikan lagi jadi satu-satunya media saat ini."
Baca juga: Tokoh Masyarakat: Demo Australia Bangkitkan Kenangan Kelam Masa Lalu
Musk kemudian membagikan ulang dengan menambahkan keterangan: "???? adalah media sekarang karena Anda adalah media sekarang".
Kepolisian New South Wales menyebut hanya sekitar 15.000 orang yang hadir di Sydney, atau 15 persen dari jumlah yang dibagikan Musk. Sementara itu, Kepolisian Queensland melaporkan 6.000 orang turun ke jalan di Brisbane.
Di Melbourne, polisi memperkirakan 5.000 orang hadir, baik peserta demonstrasi maupun kelompok kontra, sebagaimana diberitakan The Guardian pada Senin (1/9/2025).
Rinciannya, sekitar 3.000 orang mewakili March for Australia, 800 orang dari Rally for Palestine, dan sisanya gabungan beberapa kelompok lain.
Meski diminta, penyelenggara March for Australia tidak memberikan perkiraan resmi jumlah peserta pada demo Australia tersebut.
Baca juga: Ribuan Warga Australia Demo Tolak Imigrasi, Pemerintah Kecam Keterlibatan Neo-Nazi
Keributan pecah di Melbourne antara kelompok anti-imigrasi dan anti-fasis. Polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan perisai anti huru hara untuk memisahkan massa.
Sebanyak 12 orang ditangkap dalam aksi tersebut. Tujuh orang di antaranya diduga akan dijerat dengan tuduhan penyerangan terhadap polisi, melawan petugas, percobaan perampokan, serta tidak mematuhi perintah aparat.
Aksi March for Australia dipromosikan oleh neo-Nazi, tokoh anti-lockdown yang populer saat pandemi, serta kelompok-kelompok pinggiran lain. Namun, tidak ada pihak yang secara terbuka mengaku sebagai penyelenggara utama.
Pemerintah Australia mengecam aksi tersebut.
"Tidak ada tempat di negara kita bagi orang-orang yang berusaha memecah belah dan merusak kohesi sosial kita. Tidak ada yang lebih tidak mencerminkan nilai-nilai Australia," terang Menteri Dalam Negeri Tony Burke.
Pemerintah juga menegaskan bahwa angka migrasi luar negeri bersih Australia sebenarnya turun 37 persen dari puncaknya beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Australia Akan Akui Palestina, Apa Respons Tetangga di Asia-Pasifik?
Sejumlah politisi hadir dalam demonstrasi, di antaranya pemimpin One Nation Pauline Hanson dan Senator Malcolm Roberts di Canberra. Anggota parlemen federal Bob Katter dari partai Katter’s Australian Party juga tercatat mengikuti aksi di Townsville.
Selain di kota besar, beberapa pertemuan kecil juga digelar. Sekitar 500 orang berkumpul di Newcastle, 600 orang di Echuca/Moama, dan 250 orang di Wodonga. Namun, rencana aksi di wilayah Coffs Harbour batal karena tidak ada peserta yang hadir.
Musk diketahui kerap membagikan konten bernuansa anti-imigrasi dari Inggris maupun Australia, termasuk unggahan dengan retorika anti pada agama tertentu.
Ia bahkan mengunggah ulang postingan aktivis sayap kanan Inggris, Tommy Robinson, tentang pawai di Australia.
Baca juga: Penembakan di Australia Tewaskan 2 Polisi, 1 Petugas Luka
Robinson menulis: "Penduduk asli di wilayah barat sudah muak dengan perpindahan penduduk paksa seiring protes anti-imigrasi melanda Australia".
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini