KABUL, KOMPAS.com - Gempa bumi magnitudo 6,0 melanda Afghanistan timur pada Minggu (31/8/2025) malam waktu setempat.
Getaran gempa terasa sampai di desa terpencil di Provinsi Kunar, Afghanistan.
Matiullah Shahab, seorang jurnalis lepas dan aktivis hak asasi manusia, mengatakan merasakan gempa bumi di rumahnya di Kunar menjelang tengah malam pada Minggu.
Baca juga: Gempa Bumi 8,7 Jadi yang Terkuat di Rusia dalam Beberapa Dekade
Meskipun episenter gempa berjarak 16 km, seluruh desanya, Asadabad, ikut terguncang.
Khawatir dinding rumah runtuh, ia dan 23 anggota keluarganya yang tinggal bersama bergegas lari keluar. Mereka tetap terjaga sepanjang malam di halaman rumah.
“Kami semua ketakutan,” ujar Shahab, sebagaimana yang dilansir dari BBC pada Selasa (2/9/2025).
Gempa bumi di Afghanistan paling parah melanda provinsi Nangarhar dan Kunar, tetapi terasa sampai jauh di Kabul dan ibu kota Pakistan, Islamabad, yang berdekatan.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), gempa Afghanistan ini menyebabkan sedikitnya 800 orang tewas.
Di wilayah pegunungan terpencil di episenter gempa, Shahab mengatakan desa-desanya paling parah terkena dampak gempa bumi, di mana jalanan dipenuhi batu.
Baca juga: Gempa Afghanistan Tewaskan 800 Orang, Banyak Korban karena Struktur Rumah Sederhana
Di Andarlachak, salah satu desa di sana, Shahab menyaksikan beberapa anak kecil sedang dirawat oleh tenaga medis di jalan. Dua balita terbaring di tandu dengan memar di dada dan wajah mereka.
Adapun anak-anak lainnya ditutup kain putih. Di desa ini saja, diperkirakan ada sekitar 79 orang tewas.
"Saya melihat banyak jenazah," kata Shahab yang mengunjungi desa itu pada pagi hari dengan mengendarai mobil dari rumahnya dan dilanjutkan berjalan kaki selama dua jam.
"Saya merasakan gempa susulan sebanyak 17 kali," terangnya.
Di sana, ia membantu warga setempat menggali kuburan untuk banyak orang yang tewas.
"Desa-desa yang saya kunjungi hancur," katanya.
Baca juga: Update Gempa Afghanistan: Korban Tewas 622 Orang, Lebih dari 1.500 Terluka