MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengumumkan keberhasilan pengembangan vaksin kanker usus besar yang telah melewati tahap uji praklinis dengan hasil menjanjikan.
Kepala Badan Medis dan Biologi Federal (FMBA) Rusia, Veronika Skvortsova, menyampaikan pengumuman tersebut dalam Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok, seperti dilaporkan TASS.
"Penelitian ini berlangsung selama beberapa tahun, dengan tiga tahun terakhir didedikasikan untuk studi praklinis wajib," ujar Skvortsova.
Baca juga: 805 Drone Rusia Serang Ukraina, Gedung Pemerintah Kyiv Rusak, 3 Tewas Termasuk Bayi
Menurutnya, vaksin tersebut kini siap digunakan dan hanya menunggu persetujuan resmi.
"Vaksin ini sekarang siap digunakan, kami sedang menunggu persetujuan resmi," tambahnya, terkait vaksin kanker buatan Rusia 2025 diluncurkan tersebut.
Skvortsova menjelaskan, hasil uji praklinis menunjukkan tingkat keamanan yang tinggi, termasuk saat diberikan berulang kali, serta efektivitas signifikan.
Para peneliti menemukan pengurangan ukuran tumor dan perlambatan perkembangan kanker antara 60 hingga 80 persen, tergantung karakteristik penyakit.
Selain itu, penelitian juga mencatat adanya peningkatan angka kelangsungan hidup pasien yang mendapatkan vaksin ini.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Minta Putin Datang ke Kyiv, Bukan Moskwa
Vaksin tersebut pada tahap awal ditujukan untuk kanker kolorektal.
Namun, pengembangan serupa juga menunjukkan kemajuan dalam penanganan glioblastoma serta beberapa jenis melanoma, termasuk melanoma okular, yang kini masuk tahap lanjutan penelitian.
Forum Ekonomi Timur ke-10 digelar di Vladivostok pada 3-6 September dengan tema "Timur Jauh: Kerja Sama untuk Perdamaian dan Kemakmuran".
Lebih dari 8.400 peserta dari 75 negara mengikuti lebih dari 100 sesi tematik dalam forum tersebut.
Selama ini, masyarakat lebih mengenal vaksin sebagai alat pencegah penyakit menular, seperti campak atau cacar air. Vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan tubuh mengenali dan melawan kuman berbahaya.
Namun, sejumlah vaksin kini juga dikembangkan untuk membantu sistem kekebalan mengenali serta menargetkan sel kanker.
Menurut American Cancer Society, vaksin kanker telah tersedia untuk beberapa jenis kanker, seperti prostat dan kandung kemih, sementara berbagai jenis lainnya masih terus diteliti.
Baca juga: Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Vaksin kanker dibuat di laboratorium untuk memperkuat mekanisme pertahanan alami tubuh.
Fungsinya dapat berbeda, ada yang ditujukan sebagai pengobatan kanker, ada pula yang digunakan sebagai pencegahan, misalnya vaksin human papillomavirus (HPV) yang melindungi dari kanker serviks.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini