Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Bangkai Kapal Merchant Royal yang Bawa Harta Karun Rp 80 Triliun Dimulai...

Kompas.com - 20/03/2024, 13:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber The Metro

LONDON, KOMPAS.com - Kapal The Merchant Royal, yang dijuluki "El Dorado of the Seas" karena rumor kekayaannya yang melimpah, tenggelam di lepas pantai Cornwall pada 1641.

Bangkai kapal Inggris abad ke-17 yang sarat dengan harta karun senilai 4 miliar poundsterling (sekitar Rp 80 triliun) tersebut, tidak pernah ditemukan meskipun telah dicari selama berabad-abad.

Kini, menurut The Metro, sebuah perusahaan Inggris yang dilengkapi dengan teknologi baru percaya bahwa mereka pada akhirnya akan bisa menemukan bangkai kapal yang sulit dipahami itu.

Baca juga: Yaman Nyatakan Akan Terus Serang Kapal di Laut Merah sampai Perang Gaza Disetop

The Merchant Royal diperkirakan membawa emas dan perak senilai miliaran poundsterling, menurut laporan berita.

Multibeam Services, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menemukan bangkai kapal yang hilang, akan menghabiskan seluruh tahun 2024 untuk mencari di area seluas 200 mil persegi di Selat Inggris.

Mereka akan menggunakan kapal bawah laut tanpa awak dan teknologi sonar canggih dalam pencarian mereka.

Pemimpin perusahaan itu, Nigel Hodge, menekankan arti penting sejarah dari penemuan ini. Dia mengatakan, bahwa harta karun yang ditemukan akan diperlakukan sebagai artefak warisan.

Nigel menyampaikan kepada The Metro, bahwa ini bukan perburuan emas, meskipun ia yakin bangkai kapal itu bisa bernilai miliaran poundsterling 

Pencarian ini diperkirakan akan menjadi tantangan karena perairan yang berbahaya di mana kapal tersebut tenggelam.

Baca juga: Benda-benda Bersejarah Indonesia yang Akan Dikembalikan Belanda, Termasuk Harta Karun Asal Lombok

Nigel menjelaskan, pencarian akan sulit dilakukan karena perairan tempat kapal itu tenggelam sangat berbahaya.

"Ada ribuan bangkai kapal di sana, dan Merchant Royal hanyalah salah satunya," katanya.

"Jadi kami harus benar-benar memilih banyak bangkai kapal yang sedang kami kerjakan dan kemudian mengidentifikasinya. Ini tidak mudah. Jika itu mudah, pasti sudah selesai," jelas Nigel, sebagaimana diberitakan The Metro pada Senin (18/3/2024).

Berlokasi di Redruth dan mempekerjakan beberapa mantan nelayan, Nigel Hodge yakin bahwa perusahaannya siap untuk meraih kesuksesan di saat yang lain goyah.

Ia yakin demikian karena merasa punya keakraban dengan perairan setempat dan kemajuan teknologi.

Karamnya kapal ini terjadi pada tanggal 23 September 1641, saat kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju Dartmouth.

Sebelum tenggelam, kapal ini sempat singgah di pelabuhan Cadiz, Spanyol, untuk melakukan perbaikan dan memuat kargo tambahan dalam perjalanan pulang dari Meksiko dan Karibia.

Baca juga: Kepala Penjara Filipina Gali Lubang 40x60 Meter di Kompleks Tahanan, Klaim untuk Cari Harta Karun

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional Terkait Kerusuhan di Los Angeles
Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional Terkait Kerusuhan di Los Angeles
Internasional
Ada Apa di Los Angeles? Penggerebekan Imigran Berujung Ricuh
Ada Apa di Los Angeles? Penggerebekan Imigran Berujung Ricuh
Global
Gempa di Kolombia M 6,3 Bikin Warga Bogota Berhamburan ke Jalan
Gempa di Kolombia M 6,3 Bikin Warga Bogota Berhamburan ke Jalan
Global
Iran Klaim Dapatkan Ribuan Dokumen Intelijen Israel soal Nuklir dan Pertahanan
Iran Klaim Dapatkan Ribuan Dokumen Intelijen Israel soal Nuklir dan Pertahanan
Global
Ketegangan di Los Angeles, Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional
Ketegangan di Los Angeles, Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional
Global
Nenek Usia 88 di AS Akhirnya Raih Ijazah Universitas yang Tertunda Selama 60 Tahun
Nenek Usia 88 di AS Akhirnya Raih Ijazah Universitas yang Tertunda Selama 60 Tahun
Global
Rusia Bakal Serang Wilayah Industri di Ukraina untuk Pertama Kalinya
Rusia Bakal Serang Wilayah Industri di Ukraina untuk Pertama Kalinya
Global
Kronologi Penembakan Miguel Uribe, dari Aksi Kampanye hingga Penangkapan Pelaku
Kronologi Penembakan Miguel Uribe, dari Aksi Kampanye hingga Penangkapan Pelaku
Global
Kolombia Buru Dalang Penembakan Miguel Uribe, Ada Hadiah Rp 11,8 Miliar
Kolombia Buru Dalang Penembakan Miguel Uribe, Ada Hadiah Rp 11,8 Miliar
Global
Ibu Miguel Uribe Pernah Jadi Korban Kartel Narkoba Kolombia
Ibu Miguel Uribe Pernah Jadi Korban Kartel Narkoba Kolombia
Global
Kapal yang Bawa Greta Thunberg ke Gaza Hampir Tiba, Israel Siap Mencegat
Kapal yang Bawa Greta Thunberg ke Gaza Hampir Tiba, Israel Siap Mencegat
Global
Capres Kolombia Ditembak Saat Kampanye Kini Kritis, Pelaku Diduga di Bawah Umur
Capres Kolombia Ditembak Saat Kampanye Kini Kritis, Pelaku Diduga di Bawah Umur
Global
Rela Digigit Ular 200 Kali untuk Perkuat Antibodi, Pria Ini Jadi 'Pahlawan'
Rela Digigit Ular 200 Kali untuk Perkuat Antibodi, Pria Ini Jadi "Pahlawan"
Global
Anaknya Pamer Hidup Mewah, PM Mongolia Mundur dari Jabatan
Anaknya Pamer Hidup Mewah, PM Mongolia Mundur dari Jabatan
Global
Minim Penduduk, Kota di Jerman Tawarkan Penginapan Gratis untuk Gaet warga Baru
Minim Penduduk, Kota di Jerman Tawarkan Penginapan Gratis untuk Gaet warga Baru
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau