Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Taktik Israel Saat Lawan Hamas dan Hizbullah

Kompas.com - 25/09/2024, 13:09 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN, BBC, AFP

KOMPAS.com - Israel menggunakan taktik berbeda ketika melawan Hamas di Palestina dan Hizbullah di Lebanon.

Variasi taktik oleh militer Israel (IDF) ini juga terkait perbedaan medan pertempuran serta peta kekuatan Hamas dan Hizbullah yang bersekutu tersebut.

“Hizbullah bukanlah Hamas. Ada kesamaan, tetapi juga perbedaan,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Rabu (25/9/2024). “Medannya terlihat berbeda, musuhnya terlihat berbeda, ancaman dan tantangannya juga berbeda,” lanjutnya.

Baca juga: Akankah Iran Bantu Hizbullah Lawan Israel? Ini Jawaban Presiden Pezeshkian

Tentara Israel memasuki sebuah bangunan saat menyerbu Kota Deir Al Ghusun di Tepi Barat, dekat Tulkarem, Palestina, 4 Mei 2024.AFP/JAAFAR ASHTIYEH Tentara Israel memasuki sebuah bangunan saat menyerbu Kota Deir Al Ghusun di Tepi Barat, dekat Tulkarem, Palestina, 4 Mei 2024.
Untuk melawan Hamas, Israel berfokus ke pengepungan di Gaza terutama lokasi terowongan bawah tanah, sedangkan ketika melawan Hezbollah baru-baru ini IDF diduga memulai serangan terbesarnya dengan ledakan pager dan walkie-talkie.

Seperti diberitakan Kompas.com pada Senin (23/9/2024), Israel bersiap mengepung 5.000 personel Hamas di Gaza utara, diawali dengan perintah mengungsi bagi para warga Palestina.

Rencana taktik pengepungan Hamas itu diusulkan oleh para pensiunan komandan militer Israel, yang kemudian diajukan beberapa anggota parlemen dalam rapat komite parlemen tertutup bulan ini.

Adapun untuk terowongan bawah tanah Gaza—yang terbesar ditemukan Israel pada 17 Desember 2023—IDF telah membanjirinya dengan air laut.

“Ini termasuk serangkaian alat yang dikerahkan oleh IDF untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas,” kata militer membenarkan laporan media, dikutip dari kantor berita AFP, Selasa (30/1/2024).

Foto terowongan bawah tanah milik kelompok Hamas di Gaza, Palestina, yang dirilis tentara Israel pada 21 Januari 2024. Israel menemukan jalur tersembunyi ini saat menggerebek daerah Khan Yunis di Jalur Gaza ketika perang Israel-Hamas berkecamuk.TENTARA ISRAEL via AFP Foto terowongan bawah tanah milik kelompok Hamas di Gaza, Palestina, yang dirilis tentara Israel pada 21 Januari 2024. Israel menemukan jalur tersembunyi ini saat menggerebek daerah Khan Yunis di Jalur Gaza ketika perang Israel-Hamas berkecamuk.
Israel menjulukinya sebagai "metro Gaza". Ada 1.300 terowongan sepanjang 500 kilometer yang ditemukan sejak awal perang Israel-Hamas pada Oktober 2023, menurut studi dari akademi militer Amerika Serikat (AS) yaitu West Point.

Militer Israel bersumpah menghancurkannya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Militer Israel berujar bahwa mereka berhati-hati agar tidak merusak air tanah di daerah tersebut.

“Pemompaan air hanya dilakukan di jalur terowongan dan lokasi tertentu, sesuai metode pengoperasiannya untuk masing-masing kasus,” katanya.

"Di masa lalu, gas air mata atau bahan kimia digunakan untuk membersihkan terowongan", terang salah satu pakar terkemuka di bidang ini, Daphne Richemond-Barak, dalam bukunya, Underground Warfare.

Namun, hal ini "kemungkinan besar sekarang akan dianggap melanggar hukum (internasional),” tulisnya.

Baca juga: Media-media Iran Ramai Bahas Perang Usai Israel Serang Lebanon

Tentara Israel menemukan terowongan Hamas terbesar yang pernah ada. AP Photo/Ariel Schalit Tentara Israel menemukan terowongan Hamas terbesar yang pernah ada.
Dikutip dari BBC Indonesia, sejak 2014 militer Israel mengerahkan unit khusus untuk berperang di terowongan. Unit-unit semacam itu sering berlatih dalam lingkungan simulasi realitas fisik atau virtual di Israel.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau