MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengaku membutuhkan tenaga kerja asing.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia tengah membutuhkan para migran untuk berkembang, mengingat ketersediaan tenaga kerja domestik semakin berkurang.
“Migran adalah sebuah kebutuhan. Kami memiliki situasi demografis yang menegangkan. Kami tinggal di negara terbesar di dunia, tapi jumlah penduduk kami tidak terlalu banyak,” katanya katanya kepada Kantor berita Rusia, RIA Novosti, Jumat (22/11/2024).
Baca juga: Rusia Klaim Sudah Beri Tahu AS Sebelum Tembakkan Rudal Hipersonik ke Ukraina
Awal pekan ini, Parlemen Rusia telah menyetujui undang-undang yang melarang “propaganda child-free”.
UU tersebut secara efektif melarang setiap orang atau organisasi untuk mendorong orang lain untuk tidak memiliki anak.
Ini adalah sebuah langkah yang dirancang untuk membantu mengatasi krisis demografi yang diwarisi dari era Soviet dan telah memburuk sejak konflik di Ukraina.
"Kami membutuhkan tenaga kerja agar pembangunan bisa berjalan dinamis dan semua proyek pembangunan bisa terlaksana," kata Peskov.
Ia mengatakan, pemerintah Rusia akan menyambut baik para migrasi.
Pada Juli lalu, Kremlin telah mengakui rendahnya populasi di Rusia saat ini adalah “bencana bagi masa depan bangsa”.
Populasi negara ini belum pulih sejak zaman Soviet meskipun pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan pembayaran gaji yang besar dan subsidi hipotek untuk keluarga besar.
Masalah demografis terkini di Rusia termasuk tingkat kelahiran rendah, banyak kematian akibat Covid-19, dan ratusan ribu orang melarikan diri untuk menghindari mobilisasi untuk berperang di Ukraina.
Baca juga: Rusia Akui Uji Sistem Rudal Terbaru Oreshnik yang Diluncurkan ke Ukraina
Pada 2023, tingkat kesuburan di Rusia hanya mencapai 1,41 kelahiran per perempuan usia subur, menurut perkiraan dari kantor statistik nasional Rosstat, yang dikutip oleh outlet berita RBC.
Angka tersebut berada di bawah angka 2,0 yang dibutuhkan untuk menggantikan populasi yang ada.
Angka-angka Rosstat menunjukkan 920.200 bayi lahir di Rusia antara Januari dan September tahun ini, turun 3,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Media Rusia mengatakan itu adalah jumlah kelahiran terendah sejak tahun 1990-an.
Namun, retorika anti-migran menjadi hal yang umum di Rusia, terutama terhadap para pekerja dari republik-republik bekas Soviet di Asia Tengah yang mengisi sektor-sektor kunci ekonomi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini