PORT SUDAN, KOMPAS.com – Serangan drone kembali mengguncang Port Sudan, kota pelabuhan yang kini menjadi pusat kekuasaan pemerintahan Sudan yang berpihak pada militer, Selasa (6/5/2025).
Serangan ini menandai hari ketiga berturut-turut kota tersebut menjadi sasaran dalam konflik bersenjata yang terus berkecamuk di negara itu.
Menurut pejabat keamanan dan bandara, satu unit drone menargetkan area sipil di Bandara Port Sudan, yang merupakan pintu masuk utama ke Sudan.
Baca juga: Pasukan Sudan Selatan Diduga Gunakan Senjata Pembakar, 58 Tewas
Serangan ini terjadi dua hari setelah pangkalan militer di bandara tersebut dihantam serangan serupa yang diklaim dilakukan oleh Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF).
“Drone lain juga menargetkan pangkalan militer utama di pusat kota,” kata seorang sumber militer kepada AFP.
Para saksi mata menyebutkan, serangan tersebut juga mengenai sebuah hotel yang lokasinya berdekatan dengan kediaman Kepala Militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah Al Burhan.
Sejak April 2023, Burhan berperang dengan mantan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, pemimpin RSF.
Tidak hanya itu, drone ketiga dilaporkan menyerang depot bahan bakar di kawasan selatan kota, wilayah padat penduduk yang kini menampung banyak badan internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta ratusan ribu warga yang mengungsi dari ibu kota Khartoum.
Baca juga: AS Potong Dana USAID, Anak-anak Sudan Selatan Meninggal Saat Jalan ke Klinik
RSF disebut semakin mengandalkan penggunaan drone setelah kehilangan hampir seluruh wilayah Khartoum pada Maret. Mereka kini melancarkan serangan udara ke wilayah yang dikuasai tentara.
Ledakan keras terdengar sejak pagi di seantero Port Sudan. Seorang koresponden AFP menyampaikan bahwa dentuman hebat terdengar saat fajar, disusul gumpalan asap tebal dari arah pelabuhan dan depot bahan bakar yang dilanda kebakaran hebat sejak Senin (5/5/2025), usai serangan drone lainnya.
Sebelum konflik meluas, Port Sudan dianggap sebagai zona aman. Namun, serangkaian serangan baru-baru ini menegaskan bahwa kota tersebut kini juga berada dalam jangkauan pertempuran.
Perang Sudan yang dimulai lebih dari setahun lalu telah merenggut puluhan ribu nyawa, memaksa 13 juta orang mengungsi, dan memicu salah satu krisis kelaparan serta pengungsian terbesar di dunia.
Baca juga: Militer Sudan Berhasil Rebut Ibu Kota, Sebut Perang Saudara Telah Selesai
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang