Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Potong Dana USAID, Anak-anak Sudan Selatan Meninggal Saat Jalan ke Klinik

Kompas.com - 10/04/2025, 09:30 WIB
Albertus Adit,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AFP

JUBA, KOMPAS.com - Anak-anak di Sudan Selatan dilaporkan meninggal akibat wabah kolera, saat mereka terpaksa berjalan berkilometer jauhnya hanya untuk mencari bantuan medis yang kini semakin sulit diakses.

Di beberapa daerah, klinik-klinik penyelamat jiwa bahkan telah ditutup akibat pemotongan dana bantuan dari Amerika Serikat (AS).

Menurut informasi yang disampaikan oleh lembaga amal internasional, salah satu organisasi non-pemerintah (LSM) menyebutkan bahwa sejumlah klinik yang sebelumnya memberikan perawatan penting, kini harus tutup karena kekurangan dana.

Baca juga: Pemerintahan Trump Umumkan Rencana Penutupan USAID

Pemotongan dana ini terjadi setelah kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang mengurangi anggaran bantuan luar negeri, termasuk dana untuk program kesehatan dan kemanusiaan.

Sebagai negara yang merdeka sejak 2011, Sudan Selatan masih bergelut dengan kemiskinan ekstrem dan ketidakstabilan politik yang terus berlanjut.

Ketegangan baru-baru ini mengancam keberlanjutan kesepakatan damai yang rapuh, setelah konflik berdarah yang berlangsung selama lima tahun.

Seiring dengan itu, wabah kolera kembali merebak, dengan lebih dari 40.000 kasus dilaporkan sejak September 2024, menjadikannya sebagai wabah kolera terburuk dalam sejarah negara tersebut, menurut UNICEF.

Pada Rabu (9/4), Save the Children melaporkan sedikitnya lima anak meninggal saat berusaha mengakses layanan medis di negara bagian Jonglei, yang terletak di bagian timur Sudan Selatan.

Badan amal ini sebelumnya mengelola 27 klinik di wilayah Akobo Timur, tetapi setelah pemotongan dana dari USAID, tujuh klinik harus ditutup permanen, sedangkan 20 lainnya hanya dapat beroperasi sebagian.

Selain itu, sekitar 200 staf, dari total hampir 600 pekerja di seluruh negara, terpaksa diberhentikan.

Pemotongan dana USAID yang besar ini, yang mencapai hampir 43 miliar dolar AS (Rp 724,6 triliun) setiap tahunnya, memengaruhi berbagai program bantuan kemanusiaan di seluruh dunia, termasuk di Sudan Selatan.

Baca juga: Pemecatan Massal di USAID, 1.600 Pegawai Akan Di-PHK

Sarah (24), seorang pasien yang tengah berjuang melawan kolera di Jonglei, mengungkapkan kesedihannya.

"Kami dulu bahagia karena ada banyak dokter dan obat-obatan yang cukup. Kami tidak banyak menderita. Namun sekarang, kami sangat menderita," ujar Sarah, yang kutipan tersebut diambil dari AFP.

Sementara itu, Michael, seorang pekerja kesehatan sukarela di kawasan tersebut, menyatakan bahwa sejak pemotongan dana, masyarakat semakin kesulitan mendapatkan obat-obatan yang diperlukan.

"Kami melihat pasien menderita, tetapi tidak bisa membantu mereka. Sekarang, wabah kolera yang parah ini sedang berlangsung," jelasnya. Pekerja kesehatan hanya bisa memberikan garam rehidrasi oral sebagai langkah sementara untuk meredakan gejala.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau