AMSTERDAM, KOMPAS.com - Museum Van Gogh di Amsterdam, Belanda, menghadapi ancaman penutupan jika tidak memperoleh tambahan pendanaan dari Pemerintah "Negeri Kincir Angin" untuk proyek renovasi senilai 104 juta euro (sekitar Rp 2 triliun).
Dalam pernyataan resminya pada Rabu (27/8/2025), pihak museum menyebut proyek renovasi ini krusial demi menjaga keamanan koleksi karya-karya pelukis legendaris Vincent van Gogh, pengunjung, dan staf museum.
“Museum terancam tutup,” demikian pernyataan lembaga tersebut, “karena tidak akan mampu menjamin keamanan koleksi, pengunjung, dan staf,” lanjutnya, dikutip dari AFP.
Baca juga: Lukisan yang Dibeli Rp 815.000 di Garage Sale Disebut sebagai Karya Van Gogh Senilai Rp 244 Miliar
Museum menyatakan, proyek renovasi tidak bisa dilanjutkan kecuali Pemerintah Belanda menepati kesepakatan yang telah dibuat pada 1962 dengan keponakan Vincent van Gogh, Vincent Willem van Gogh.
Pada saat itu, Willem menyerahkan koleksi pribadi keluarganya kepada negara.
Koleksi yang diserahkan mencakup lebih dari 200 lukisan, 500 gambar, serta hampir semua surat karya Vincent van Gogh.
Namun, Kementerian Kebudayaan Belanda menolak permintaan tambahan dana tersebut.
Dalam pernyataannya, pemerintah menyebut museum telah menerima subsidi yang memadai sesuai Undang-Undang Warisan Budaya Belanda.
Keputusan itu, menurut pemerintah, didasarkan pada kajian menyeluruh oleh para ahli independen.
Tidak tinggal diam, pihak museum mengambil jalur hukum untuk menggugat kebijakan tersebut. Sidang dijadwalkan berlangsung pada Februari 2026 di pengadilan Belanda.
Untuk itu, museum telah menyusun rencana renovasi besar bertajuk Masterplan 2028 dengan anggaran 104 juta euro.
Rencana ini juga meliputi penutup kerugian pendapatan sekitar 40 juta euro (sekitar Rp 761 miliar) selama masa renovasi dan penutupan sebagian.
Museum akan menanggung sebagian biaya dari dana internal, tetapi tetap membutuhkan kenaikan subsidi tahunan dari pemerintah.
Dana tambahan yang diminta mencapai 11 juta euro (sekitar Rp 209,3 miliar) per tahun, naik dari alokasi sebelumnya sebesar 8,5 juta euro (sekitar Rp 161,7 miliar).