Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan dan Kekhawatiran Iringi Peluang Kardinal Filipina Jadi Paus

Kompas.com - 06/05/2025, 12:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com – Sosok Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina kembali mencuat sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus yang wafat bulan lalu.

Meski peluangnya terbuka karena Kardinal Filipina tersebut ikut dalam konklaf, tak semua orang dekatnya berharap ia benar-benar terpilih menjadi pemimpin umat Katolik dunia berikutnya.

Suster Marilena Narvaez, biarawati berusia 83 tahun yang telah mengenal Tagle selama lebih dari lima dekade, justru menyimpan kekhawatiran.

Baca juga: Alasan Paus Mengganti Nama, Ini Sejarah dan Maknanya

"Saya khawatir dengan politik di Roma," ujarnya kepada AFP dari kawasan selatan Manila, tempat keduanya tumbuh bersama.

Ia menambahkan, "Saya katakan kepadanya bahwa saya tidak berdoa agar dia menjadi paus," ujar Narvaez yang pernah menjadi guru privat Tagle saat masih muda.

Dukungan warga Imus

Di Imus, tempat asal Tagle di Provinsi Cavite, sebagian warga justru menyuarakan harapan besar agar putra daerah itu bisa melangkah ke Takhta Suci.

Sebuah museum kecil yang didedikasikan untuknya sementara ditutup, dan pihak keluarga enggan memberikan komentar, diduga karena mengikuti seruan para uskup untuk tidak berkampanye terkait pencalonan Tagle.

Meski demikian, sejumlah warga tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Maria Minda Ortiz (64), penjual lilin di halaman Katedral Imus, memuji empati Tagle kepada kaum miskin.

"Dia bukan orang suci, tetapi air matanya mudah jatuh untuk kaum miskin," ujarnya.

Ortiz juga mengenang bagaimana Luis Tagle membantu mengubah suaminya yang dahulu dikenal kasar menjadi penganut Katolik yang taat sebelum wafat.

"Kami berdoa agar itu terjadi," kata Corazon Reno (72), pedagang lain di halaman gereja.

Baca juga: Selama Konklaf Paus Baru, Sinyal Ponsel di Vatikan Diputus Sementara

Kisah yang menyentuh

Kenangan manis juga dibagikan oleh Anna Fernandez, pedagang lilin yang mengalami kelumpuhan di kaki kiri akibat polio.

Ia masih mengingat momen menyentuh ketika Pastor Tagle membasuh dan mencium kakinya saat upacara pembasuhan kaki di Pekan Suci tahun 1995.

"Saya menawarkan kaki kanan saya karena itu adalah kaki yang normal. Namun, dia berkata, 'Anna, berikan saya kaki kiri, yang cacat'," kisahnya.

Latar belakang dan reputasi

Luis Tagle dikenal berasal dari keluarga berada. Rumah masa kecilnya yang luas berdiri tak jauh dari katedral, menandakan masa kecil yang nyaman. Ia sempat mengenyam pendidikan di Sekolah St Andrew, salah satu sekolah bergengsi di Manila.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau