WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mahasiswa asal China di Harvard membatalkan penerbangan pulang pada Jumat (23/5/2025) dan mulai mencari nasihat hukum agar tetap bisa tinggal di Amerika Serikat (AS).
Hal ini menyusul keputusan pemerintahan Presiden Donald Trump yang melarang Harvard menerima mahasiswa asing.
Larangan tersebut didasari tuduhan bahwa universitas bergengsi itu berkoordinasi dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Baca juga: Pemerintahan Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing yang Tak Memenuhi Syarat
Imbasnya, mahasiswa asing yang kini menempuh studi di Harvard harus pindah ke institusi lain atau berisiko kehilangan status hukum mereka. Larangan ini bahkan berpotensi diperluas ke universitas lain.
Harvard menolak kebijakan tersebut dan menyebutnya “melanggar hukum.” Universitas Ivy League yang terletak di Cambridge, Massachusetts, itu menyatakan komitmennya untuk terus mendidik mahasiswa asing, yang terbanyak berasal dari China.
“Saya pikir komunitas China jelas terasa seperti entitas yang lebih tertarget dibandingkan dengan kelompok lain,” ujar salah satu mahasiswa doktoral fisika berusia 24 tahun yang meminta namanya disamarkan
Mahasiswa tersebut juga bercerita, “Beberapa teman menyarankan agar saya tidak tinggal di akomodasi saat ini jika situasi memburuk, karena ada kemungkinan petugas Imigrasi dan Bea Cukai datang ke apartemen.”
Meski banyak mahasiswa China di Harvard merasa khawatir mengenai status visa dan kesempatan magang, sebagian lainnya optimistis Harvard akan memenangkan gugatan hukum terhadap pemerintah.
Jumlah mahasiswa China di AS menurun menjadi sekitar 277.000 pada 2024, dari puncaknya sekitar 370.000 pada 2019. Penurunan ini terkait ketegangan geopolitik dan pengawasan pemerintah AS yang semakin ketat terhadap mahasiswa asal China.
Pada 2024, mahasiswa China mencapai seperlima dari total mahasiswa asing di Harvard, menurut data universitas tersebut.
“Para dosen mengirim email bahwa pihak universitas sedang berupaya merespons dalam 72 jam ke depan dan berniat bernegosiasi dengan pemerintah,” kata Teresa, mahasiswa pascasarjana asal China di Harvard Kennedy School, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Pemerintahan Trump Bekukan Dana Hibah Masa Depan untuk Harvard
Teresa membagikan unggahannya di platform Xiaohongshu, media sosial serupa Instagram, dengan judul “Pengungsi Harvard.”
Pemerintah China menilai kebijakan AS tersebut hanya akan merusak citra dan kredibilitas internasional Amerika Serikat. Kementerian luar negeri China juga berjanji akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan yang sah bagi warganya yang belajar di luar negeri.
Sejumlah bangsawan China, sebutan untuk anak-anak elit PKT telah menempuh pendidikan di Harvard selama dua dekade terakhir, termasuk putri Presiden Xi Jinping, Xi Mingze.
Namun, kampanye antikorupsi yang dijalankan Presiden Xi dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan pengawasan terhadap pejabat partai dan keluarga mereka, termasuk aset luar negeri dan anak-anak yang kuliah di universitas AS terkemuka.