Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan AS-China Meningkat Usai Dialog Keamanan Shangri-La, Ini Sebabnya

Kompas.com - 04/06/2025, 18:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: Yu-chen Li/DW Indonesia

SINGAPURA, KOMPAS.com - Dialog Shangri-La, forum pertahanan dan keamanan terbesar di Asia yang digelar setiap tahun di Singapura dan tahun ini berlangsung dari 30 Mei sampai 1 Juni.

Amerika Serikat (AS) memberikan pesan yang jelas bahwa kawasan Indo-Pasifik adalah prioritas utama pemerintahan Donald Trump, di tengah apa yang mereka anggap sebagai sikap agresif dari China.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mendesak sekutu-sekutu di Asia untuk meningkatkan pertahanan mereka sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas militer China di dekat Taiwan, wilayah yang diklaim Beijing sebagai miliknya.

Baca juga: Ketegangan AS-China Masih Berlanjut, Kini Vietnam Dilarang Impor Barang dari Beijing

Hegseth menyebut China lebih dari 20 kali dalam pidato pertamanya di Dialog Shangri-La, dan memberikan peringatan keras soal kemungkinan rencana Beijing untuk menyerang Taiwan.

"Setiap upaya Komunis China untuk menaklukkan Taiwan dengan kekuatan militernya akan membawa konsekuensi kehancuran bagi Indo-Pasifik dan dunia. Tidak perlu diperhalus,” ujar Hegseth pada Sabtu (31/5/2025).

"Ancaman dari China itu nyata, dan bisa saja terjadi dalam waktu dekat. Kami berharap tidak, tapi kemungkinan itu ada," tambahnya.

Laksamana Muda Hu Gangfeng, pemimpin delegasi China dari Universitas Pertahanan Nasional Tentara Pembebasan Rakyat, menyebut pernyataan itu sebagai tuduhan tidak berdasar.

Keesokan harinya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China mengeluarkan pernyataan yang memprotes tuduhan Hegseth, dengan mengatakan kehadiran militer AS di wilayah Asia Pasifik adalah penyebab kawasan itu menjadi mesiu yang siap meledak.

Baca juga: Perang Dagang AS-China Mereda, Beijing Tangguhkan Sejumlah Pembatasan

Menhan China tidak ikut hadir

Sesi pleno yang biasanya digunakan Beijing untuk memaparkan strategi Indo-Pasifik mereka ditiadakan tahun ini, dan spekulasi soal alasan ketidakhadiran Menteri Pertahanan (Menhan) China Dong Jun terus bergulir sepanjang forum yang berlangsung tiga hari itu.

Zhou Bo, peneliti senior di Pusat Keamanan dan Strategi Internasional Universitas Tsinghua, mengatakan kepada DW bahwa ketidakhadiran Menhan China itu disebabkan oleh bentroknya agenda perjalanan, bukan karena alasan strategis.

Namun, analis lain berpendapat bahwa China mungkin ingin menghindari pertanyaan-pertanyaan soal isu keamanan saat ini.

Faktor lainnya, bisa jadi karena Washington untuk pertama kalinya mempresentasikan kebijakan Indo-Pasifiknya di panggung global.

Baca juga: Negosiasi AS-China Capai Kemajuan, Sinyal Perang Dagang Mereda?

"Menurut saya, China memilih pendekatan yang lebih hati-hati dan defensif kali ini. Mereka menunggu langkah dari AS,” kata Lin Ying-Yu, asisten profesor di Institut Pascasarjana Urusan Internasional dan Studi Strategis Universitas Tamkang, Taiwan.

"Setelah AS menyampaikan pernyataannya, barulah (China) akan merespons,” tambahnya.

Halaman:

Terkini Lainnya
Ada Apa di Los Angeles? Penggerebekan Imigran Berujung Ricuh
Ada Apa di Los Angeles? Penggerebekan Imigran Berujung Ricuh
Global
Gempa di Kolombia M 6,3 Bikin Warga Bogota Berhamburan ke Jalan
Gempa di Kolombia M 6,3 Bikin Warga Bogota Berhamburan ke Jalan
Global
Iran Klaim Dapatkan Ribuan Dokumen Intelijen Israel soal Nuklir dan Pertahanan
Iran Klaim Dapatkan Ribuan Dokumen Intelijen Israel soal Nuklir dan Pertahanan
Global
Ketegangan di Los Angeles, Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional
Ketegangan di Los Angeles, Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional
Global
Nenek Usia 88 di AS Akhirnya Raih Ijazah Universitas yang Tertunda Selama 60 Tahun
Nenek Usia 88 di AS Akhirnya Raih Ijazah Universitas yang Tertunda Selama 60 Tahun
Global
Rusia Bakal Serang Wilayah Industri di Ukraina untuk Pertama Kalinya
Rusia Bakal Serang Wilayah Industri di Ukraina untuk Pertama Kalinya
Global
Kronologi Penembakan Miguel Uribe, dari Aksi Kampanye hingga Penangkapan Pelaku
Kronologi Penembakan Miguel Uribe, dari Aksi Kampanye hingga Penangkapan Pelaku
Global
Kolombia Buru Dalang Penembakan Miguel Uribe, Ada Hadiah Rp 11,8 Miliar
Kolombia Buru Dalang Penembakan Miguel Uribe, Ada Hadiah Rp 11,8 Miliar
Global
Ibu Miguel Uribe Pernah Jadi Korban Kartel Narkoba Kolombia
Ibu Miguel Uribe Pernah Jadi Korban Kartel Narkoba Kolombia
Global
Kapal yang Bawa Greta Thunberg ke Gaza Hampir Tiba, Israel Siap Mencegat
Kapal yang Bawa Greta Thunberg ke Gaza Hampir Tiba, Israel Siap Mencegat
Global
Capres Kolombia Ditembak Saat Kampanye Kini Kritis, Pelaku Diduga di Bawah Umur
Capres Kolombia Ditembak Saat Kampanye Kini Kritis, Pelaku Diduga di Bawah Umur
Global
Rela Digigit Ular 200 Kali untuk Perkuat Antibodi, Pria Ini Jadi 'Pahlawan'
Rela Digigit Ular 200 Kali untuk Perkuat Antibodi, Pria Ini Jadi "Pahlawan"
Global
Anaknya Pamer Hidup Mewah, PM Mongolia Mundur dari Jabatan
Anaknya Pamer Hidup Mewah, PM Mongolia Mundur dari Jabatan
Global
Minim Penduduk, Kota di Jerman Tawarkan Penginapan Gratis untuk Gaet warga Baru
Minim Penduduk, Kota di Jerman Tawarkan Penginapan Gratis untuk Gaet warga Baru
Global
Elon Musk Setuju Trump Dimakzulkan, Usulkan JD Vance Jadi Pengganti
Elon Musk Setuju Trump Dimakzulkan, Usulkan JD Vance Jadi Pengganti
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau