DES MOINES, KOMPAS.com - Seorang bayi asal Iowa, Amerika Serikat (AS) yang lahir pada usia kehamilan 21 minggu merayakan ulang tahunnya yang pertama dengan mencatatkan prestasi luar biasa sebagai "bayi paling prematur di dunia" sepanjang masa.
Nash Keen lahir pada 5 Juli 2024, dengan berat hanya 283 gram, jauh lebih awal dari hari perkiraan lahirnya, yakni 133 hari lebih cepat.
Kelahirannya ini mencatatkan nama Nash dalam Guinness World Records sebagai bayi paling prematur yang pernah dilahirkan.
Baca juga: Wanita di Inggris Selundupkan Bayi dari Nigeria, Ini Modusnya
Bayi yang akrab disapa "Nash Potato" ini menghabiskan enam bulan pertama kehidupannya di unit perawatan intensif neonatal (NICU) di Rumah Sakit Anak Keluarga Stead, University of Iowa Health Care, tempat ia menerima perawatan intensif dan tumbuh menjadi bayi laki-laki yang kuat dan ceria.
Ibunya, Mollie, berbicara tentang karakter Nash kepada Associated Press pada Rabu (23/7/2025).
"Nash sangat berkarakter. Setelah berbulan-bulan di NICU, orang mungkin mengira dia akan lebih rapuh. Tapi dia malah menjadi anak laki-laki kecil yang penuh semangat, sangat gigih, penuh rasa ingin tahu, dan selalu tersenyum," terangnya, dikutip dari NY Post pada Kamis (24/7/2025).
Kelahiran Nash terjadi setelah Mollie menjalani pemeriksaan kehamilan pada usia 20 minggu, yang menunjukkan bahwa pembukaan rahimnya sudah mencapai 2 sentimeter.
Beberapa hari kemudian, ia mulai merasakan kontraksi dan Nash lahir pada usia kandungan 147 hari, mengalahkan rekor bayi paling prematur sebelumnya yang tercatat di Guinness dengan hanya selisih satu hari.
Mollie tak lupa mengucapkan terima kasih kepada tim medis yang bekerja keras untuk menjaga jantung kecil Nash tetap berdetak.
"Salah satu hal yang saya perhatikan adalah ketenangan tim medis. Mereka selalu tenang dan tidak terlihat cemas. Kami belajar untuk mengikuti sikap mereka, jika dokter dan perawat tidak panik, kami pun tidak perlu panik," jelasnya.
Dokter kandungan Dr. Malinda Schaefer, yang memimpin persalinan Nash, mengungkapkan bahwa ia sudah memberi tahu Mollie dan suaminya, Randall, bahwa kelahiran bayi mereka dapat berisiko mengalami komplikasi medis serius.
"Sangat penting bagi saya untuk berdiskusi dengan orang tua secara terbuka, agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat untuk keluarga mereka," ungkap Schaefer.
Meskipun membutuhkan oksigen dan selang makanan untuk bertahan hidup, Nash semakin kuat setiap harinya dan mulai menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang baik.
"Dia mulai belajar berdiri dengan kedua kakinya. Itu luar biasa. Kekuatan kaki Nash sangat terlihat," kata Mollie.
Baca juga: 5 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Teroris di Iran
Perjalanan hidup Nash semakin berarti bagi Mollie dan Randall, pasangan yang sebelumnya mengalami kehilangan anak akibat keguguran.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini