Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Tuntut Aturan Suaka Lebih Ketat, Demo di Belanda Berubah Ricuh

Kompas.com - 21/09/2025, 15:43 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Euronews

DEN HAAG, KOMPAS.com - Aksi protes anti-imigrasi di Den Haag, Belanda, berujung ricuh pada Sabtu (20/9/2025). Ratusan orang yang hadir dalam demonstrasi tersebut bentrok dengan polisi, membakar mobil patroli, serta merusak kantor salah satu partai politik.

Massa berpakaian hitam sambil membawa bendera Belanda dan simbol kelompok sayap kanan menyerang aparat dengan batu dan botol. Salah satu kendaraan polisi ikut dibakar.

Polisi merespons dengan tembakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan kerumunan.

Baca juga: Demo di Belanda Rusuh: Mobil Polisi Dibakar, 30 Orang Ditangkap

Menurut laporan media lokal, demonstran juga memblokir jalan raya dan merusak kantor Partai Demokrat 66 (D66) dengan memecahkan jendela.

Pemimpin D66, Rob Jetten, mengecam demo di Belanda yang ricuh tersebut.

“Sampah. Jauhkan tangan kalian dari partai politik. Jika kalian pikir bisa mengintimidasi kami, sial. Kami tidak akan pernah membiarkan negara kami yang indah direbut oleh para perusuh ekstremis,” tulis Jetten di X.

Perdana Menteri sementara Belanda, Dick Schoof, menyebut kerusuhan itu sebagai gambaran yang mengejutkan. Ia menilai serangan terhadap polisi dan kantor D66 sama sekali tidak dapat diterima.

“Selalu ada ruang untuk demonstrasi, tidak pernah untuk kekerasan,” tegas Schoof, dikutip dari Euronews.

Ratusan orang awalnya berkumpul di Malieveld, Den Haag, setelah seorang perempuan muda yang dikenal dengan nama “Els Rechts” menyerukan protes di media sosial. Ia menuntut kebijakan suaka yang lebih ketat.

Namun, seusai kerusuhan, Els Rechts buru-buru mengecam tindak kekerasan.

“Saya berasumsi orang-orang datang untuk berdemonstrasi secara damai, tetapi sayangnya, entah apa alasannya, hasilnya sangat berbeda,” tulisnya di X.

Ia menambahkan, tidak akan mengorganisir aksi itu jika mengetahui akan berujung rusuh.

Baca juga: Duka Warga Israel Berujung Seruan Pengakuan Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Kericuhan terjadi menjelang pemilu dadakan Belanda pada 29 Oktober 2025. Pemilu digelar setelah pemerintahan sebelumnya runtuh akibat mundurnya menteri-menteri Partai Untuk Kebebasan (PVV) pimpinan Geert Wilders, menyusul perbedaan tajam terkait kebijakan migrasi.

Wilders, yang menolak undangan berbicara dalam demonstrasi, juga mengecam kerusuhan tersebut. Menurutnya, kekerasan sama sekali tidak dapat diterima.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau