KOMPAS.com - Banyak orang mengenal king kobra sebagai ikon ular berbisa di Indonesia. Tapi tahukah kamu, ada ular lain yang tak kalah menarik, indah, dan juga berbahaya?
Dialah ular weling, atau secara ilmiah dikenal sebagai Bungarus candidus. Ular dengan belang hitam-putih yang memukau ini ternyata menyimpan bisa neurotoksik yang dapat melumpuhkan sistem saraf manusia hanya dalam waktu singkat.
Yuk kita kenali ular berbisa yang kerap dianggap tidak berbahaya ini!
Baca juga: Hari Ular Sedunia 16 Juli 2025, Ini Alasan Kenapa Kita Harus Peduli
Menurut Nathan Rusli dalam Panduan Bergambar Ular Jawa (2020), ular weling memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari sesama anggota genus Bungarus di Pulau Jawa:
Uniknya, ular ini sering kali tertukar dengan jenis ular yang tidak berbisa seperti Lycodon subcinctus, padahal ular weling termasuk salah satu ular paling mematikan di Indonesia.
Pertanyaan yang sering muncul adalah: "ular weling hidup di mana?"
Menurut Doni Setiawan dan Hanifa Marisa dalam Dua Jenis Ular Air Kecil di Rawa Lebak Indralaya (2015), ular ini tersebar luas di wilayah Asia Tenggara, mulai dari Vietnam, Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, hingga Indonesia.
Baca juga: Apakah yang Dimaksud dengan Habitat?
Di Indonesia sendiri, ular weling ditemukan di berbagai jenis habitat, seperti:
Karena bersifat nokturnal, ular weling aktif pada malam hari. Ia memangsa ikan, katak, dan hewan kecil lainnya.
Menariknya, ular ini cenderung berburu saat malam karena saat itu ikan (mangsanya) lebih mudah ditangkap karena minim pergerakan.
Jika kamu bertanya, "ular weling berbisa atau tidak?", jawabannya sangat tegas: ya, berbisa dan sangat mematikan.
Jangan tertipu dengan bentuk kepalanya yang oval. Banyak orang masih beranggapan bahwa hanya ular dengan kepala segitiga yang berbisa tinggi. Padahal, ular weling dengan kepala oval justru sangat mematikan.
Ular ini termasuk dalam famili Elapidae, sama seperti kobra dan mamba. Racunnya bersifat neurotoksik, yang artinya menyerang sistem saraf.
Ular weling memiliki taring bisa di rahang atas, yang merupakan ciri khas ular berbisa tinggi
Bisa ular weling bekerja dengan cara merusak transmisi sinyal saraf dari otak ke otot, terutama otot pernapasan dan otot motorik lainnya.
Baca juga: Bagaimana Cara Ular Derik Beradaptasi?
Manurut Agus Pambudi Dharma dan Winarmo dalam Pelatihan Online Pengenalan dan Penanganan Ancaman Ular berbisa di Masa Pandemi Covid-19 (2021), racun neurotoksin dari ular weling menyebabkan:
Lebih menakutkan lagi, pada kasus tertentu, racunnya bahkan dapat menyebabkan kerusakan vesikel neuron, membuat pemulihan bergantung pada regenerasi sel saraf yang membutuhkan waktu sangat lama.
Baca juga: Mengapa Ular Memuntahkan Mangsanya?
Banyak orang sering bingung membedakan ular weling dengan ular welang (Bungarus fasciatus). Padahal, secara morfologi dan pola warna, keduanya cukup berbeda.
Berikut ini adalah tabel perbandingan untuk menjawab pertanyaan "apa perbedaan ular welang dan weling?" secara ringkas:
|
Ciri Fisik |
Ular Weling (B. candidus) |
Ular Welang (B. fasciatus) |
|
Kepala |
Panjang, gelap, tanpa corak |
Lebar, dengan corak āVā terang |
|
Pola Belang |
Belang hitam-putih hanya di punggung (dorsum) |
Belang hitam-putih melingkar penuh |
|
Perut (ventral) |
Putih polos tanpa belang |
Berbelang seperti punggung |
|
Ekor |
Panjang, meruncing |
Pendek, tumpul |
|
Efek Gigitan |
Bisa sangat mematikan (neurotoksin kuat) |
Berbisa, tapi tidak sekuat weling |
Jadi, saat kamu melihat ular belang, jangan hanya perhatikan warnanya, tapi juga cek bentuk kepala, pola belang di bagian perut, dan bentuk ekornya.
Baca juga: Alasan Ular Sering Menjulurkan Lidahnya
Ular weling memang memiliki tampilan yang menawan dengan belang hitam dan putih yang khas. Namun, keindahannya menyimpan potensi bahaya luar biasa.
Gigitan satu ekor ular weling bisa cukup untuk melumpuhkan sistem saraf manusia, menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani secara medis.
Dengan pengetahuan ini, kamu bisa lebih waspada, dan juga menghargai keberadaan ular ini di ekosistem kita. Jangan bunuh ular sembarangan, tapi juga jangan menganggap semua ular tidak berbahaya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang