KOMPAS.com - Perubahan merupakan bagian penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Dalam prosesnya, guru tidak hanya dituntut beradaptasi dengan kebijakan baru, tetapi juga merefleksikan praktik mengajarnya agar lebih efektif bagi siswa.
Salah satu bentuk refleksi tersebut dilakukan melalui pengisian dokumen Refleksi Tindak Lanjut di Platform Merdeka Mengajar (PMM) atau Ruang GTK.
Guru diminta menjawab pertanyaan "apa 3 tantangan paling sulit yang akan anda hadapi dalam melakukan perubahan tersebut?"
Melansir dari buku Pendidikan di Era Digital (2024) karya Giandari Maulani dkk, PMM dibangun untuk memunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka.
Bagi bapak/ibu guru yang sedang menyusun refleksi di PMM, berikut ini contoh jawaban tiga tantangan utama yang kerap dihadapi guru dalam melakukan perubahan pembelajaran.
Baca juga: 3 Jawaban Refleksi Guru PMM, Apa Inspirasi Baru yang Guru Dapatkan dari Topik CRT?
Guru sering dihadapkan pada beban administrasi yang cukup tinggi, seperti pembuatan perangkat ajar, pelaporan hasil belajar, dan kegiatan sekolah lainnya.
Akibatnya, waktu untuk merancang pembelajaran inovatif sering kali terbatas. Kondisi ini membuat guru perlu beradaptasi dengan manajemen waktu yang lebih efisien agar tetap bisa menerapkan perubahan pembelajaran secara konsisten.
Dalam satu kelas, kemampuan dan semangat belajar siswa sangat beragam. Ada siswa yang cepat memahami materi, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama.
Tantangan muncul saat guru harus memastikan semua siswa terlayani secara adil tanpa mengorbankan waktu dan capaian pembelajaran.
Guru perlu terus belajar menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi agar setiap siswa dapat berkembang sesuai potensinya.
Perubahan pembelajaran sering kali belum sepenuhnya dipahami oleh semua pihak di sekolah, baik sesama guru maupun orangtua. Sebagian masih beranggapan bahwa pembelajaran harus berpusat pada guru, bukan pada siswa.
Hal ini bisa menjadi kendala saat guru mencoba menerapkan pendekatan baru yang lebih interaktif dan berpihak pada peserta didik. Diperlukan komunikasi yang baik dan kolaborasi antar pihak agar perubahan dapat berjalan selaras.
Baca juga: Jawaban Reflektif, Ceritakan Bagaimana Bapak/Ibu Merancang Pembelajaran Terdiferensiasi di Kelas
Tidak semua siswa memiliki perangkat atau koneksi internet yang memadai. Hal ini membuat penerapan pembelajaran digital dan media interaktif belum berjalan optimal di kelas.
Sebagian rekan guru masih merasa metode lama lebih efektif dan enggan mencoba pendekatan baru. Sementara itu, siswa juga belum terbiasa belajar mandiri dan aktif berdiskusi.