KOMPAS.com - Kondisi Underpass Ulak Lebar di Jalan Lingkar Desa Manggul, Kecamatan Lahat, Sumatera Selatan kembali menjadi sorotan setelah terendam air hingga kedalaman sekitar enam meter.
Proyek yang dibangun menggunakan dana APBN beberapa tahun lalu itu awalnya dirancang untuk mengalihkan lalu lintas kendaraan besar dan bertonase berat.
Namun kini, keberadaan underpass itu justru menjadi hambatan bagi pengendara.
Pantauan Sripoku.com pada Senin (20/10/2025) menunjukkan, banyak kendaraan, terutama angkutan luar provinsi, terjebak dan terpaksa memutar arah setelah gagal melintasi underpass yang tergenang.
Beberapa pengendara mengeluhkan sistem drainase yang tidak berfungsi sehingga air tak kunjung surut.
“Saya sudah biasa lihat kondisi seperti ini. Sejak awal dibangun, kalau hujan pasti terendam. Mesin penyedotnya ada, tapi mungkin sudah rusak dan tidak berfungsi lagi,” ujar Seno, warga sekitar lokasi.
Baca juga: Korupsi Pembangunan Stasiun Lahat-Lubuklinggau, ASN Kemenhub Tersangka, Rugikan Rp 1,9 Miliar
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lahat, Deswan Irsyad, mengatakan pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut kepada Kementerian Perhubungan.
“Memang kewenangan masih ada di pihak Kementerian Perhubungan. Jika ada masalah seperti genangan air ini, kami langsung melaporkan ke kementerian agar segera ditindaklanjuti.
Namun, kami juga mengimbau kepada pengendara agar tidak melintas saat kondisi tergenang untuk menghindari kendaraan mati di tengah air,” jelas Deswan.
Ia menegaskan, aset underpass tersebut belum diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Lahat sehingga pemeliharaan masih menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
Baca juga: Prabowo Apresiasi Bupati Lahat Hemat Rp 462 Miliar APBD
Kondisi banjir di underpass bukan pertama kali terjadi. Pada Selasa (21/1/2025) sekitar pukul 02.30 WIB, sebuah truk tronton pernah terjebak di genangan air di lokasi tersbut.
Meski sempat terjabak di genangan setinggi dua hingga tiga meter, beruntung, insiden tersebut tidak menelan korban jiwa.
Menurut keterangan di lokasi, truk yang melaju dari Lampung menuju Lahat itu terjebak karena sopir tidak mengetahui kondisi jalan dan hanya mengandalkan aplikasi Google Maps.
Namun, saat tiba di lokasi, tidak ada tanda atau plang peringatan yang melarang kendaraan melintas.
“Kalau ada papan peringatan yang jelas di tengah jalan, saya pasti akan tahu dan tidak akan melintas,” ujar sopir truk yang enggan disebutkan namanya.