Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucing Emas, Satwa Langka Dilindungi yang Habitatnya Hanya Ada di Wilayah Sumatera

Kompas.com - 18/06/2020, 12:53 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seekor kucing emas atau Catopuma temminckii terjerat di sebuah permukiman warga di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Kucing emas yang termasuk satwa langka itu terperangkap di perangkap babi milik warga pada Selasa (16/6/2020).

Saat ini, kucing emas itu telah dievaluasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Bukitinggi, Sumatera Barat.

Satwa itu tengah diobati di Klinik Satwa Kebun Binatang Bukittinggi.

Apa itu kucing emas?

Analis data dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur, Agus Irwanto, mengatakan, kucing emas ini memiliki nama ilmiah Pardofelis temminckii.

Kucing emas juga memiliki sinonim nama ilmiah Catopuma temminckii.

“(Kucing emas) Termasuk satwa yang dilindungi undang-undang. Dilarang untuk menangkap, memelihara, memperjualbelikan dalam keadaan hidup maupun mati,” ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020).

Agus menyebutkan, hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106/MenLHK/Setjen/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Sementara, larangan terkait satwa liar diatur dalam Pasal 21 ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Salah satunya larangan memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.

Mereka yang melanggar aturan ini bisa dikenakan sanksi pidana 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta, sesuai ketentuan Pasal 40 ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 1990.

Selama ini, beberapa kali BKSDA menerima kucing emas yang ditemukan warga.

Baca juga: Langka, Kucing Emas Ditemukan Terperangkap di Garasi Rumah di Aceh

Habitatnya di wilayah Sumatera

Agus mengatakan, habitat kucing emas hanya berada di wilayah Sumatera.

“Ukuran kucing emas itu 2-3 kali ukuran kucing peliharaan,” kata Agus.

Bulu kucing emas ada yang merah-coklat keemasan, coklat tua hingga kayu manis pucat, dan abu-abu hingga hitam.

Sementara itu, melansir pemberitaan Kompas.com, 14 Maret 2018, ahli ekologi satwa liar dari World Wildlife Fund (WWF) Sunarto, menjelaskan, kucing emas masih satu familiki dengan harimau yaitu Felidae.

Ia menyebutkan, kucing emas merupakan salah satu kucing hutan.

Menurut Sunarto, ada 9 jenis kucing hutan di antaranya harimau, macan tutul, macan dahan, dan kucing emas.

"Untuk kucing emas, ukurannya sedikit lebih kecil dibanding macan dahan dan lebih besar dibanding kucing kampung. Perkiraan kasar saya ukurannya 60-80 sentimeter," kata Sunarto.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau