KOMPAS.com - Vaksin corona AstraZeneca dengan nomor batch CTMAV547 dihentikan sementara dan tengah diselediki karena adanya dugaan efek samping setelah penyuntikan.
"Investigasi yang dilakukan adalah pengujian toksisitas dan abnormal serta sterilisasi dari vaksin tersebut," ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/5/2021).
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Disarankan Tidak untuk Orang di Bawah 30 Tahun, Ini Alasannya
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoeban menyarankan agar vaksin AstraZeneca tidak digunakan untuk mereka yang berusia di bawah 30 tahun.
Melalui tweet-nya, ia menjelaskan bahwa saran ini berkaitan dengan beberapa kejadian pembekuan darah di Inggris.
Ada pertanyaan lagi kepada saya tentang AstraZeneca. Apakah boleh untuk orang di bawah 30 tahun? Saya jawab, tidak boleh. Kenapa? Karena beberapa kejadian di Inggris mengaitkannya dengan pembekuan darah. Ada 79 kasus dari 20 juta dosis vaksin, 19 di antaranya meninggal.
.....
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) May 21, 2021
Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) pada Jumat (21/5/2021) memberikan rekomendasi terkait dengan vaksin AstraZeneca.
EMA telah memberikan saran tambahan tentang pembekuan darah atau trombosit darah rendah yang terjadi setelah vaksinasi dengan Vaxzevria atau vaksin AstraZeneca.
Saran bagi tenaga kesehatan, meliputi:
Meskipun pembekuan darah dengan trombosit darah rendah setelah vaksinasi sangat jarang terjadi, EMA menyarankan agar waspada terhadap gejalanya.
Baca juga: Muncul Dugaan KIPI Vaksin AstraZeneca, Simak Rekomendasi Papdi
Adapun EMA memperbarui rekomendasi terkait penggunaan vaksin AstraZeneca, termasuk efek samping atau gejala yang perlu diwaspadai setelah mendapat suntikan.
Anda harus segera mencari pertolongan medis jika mengalami salah satu gejala berikut dalam waktu 3 minggu setelah suntik vaksin:
EMA memperkenalkan kontraindikasi untuk vaksin AstraZeneca pada orang yang pernah mengalami trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) setelah sebelumnya menerima vaksin ini.
Karena TTS memerlukan perawatan spesialis, maka tenaga kesehatan perlu berkonsultasi spesialis, misalnya ahli hematologi dan spesialis koagulasi untuk mendiagnosis dan merawat kondisi tersebut.
Sebelumnya, tenaga kesehatan perlu memeriksa tanda-tanda trombosis pada setiap orang yang mengalami trombositopenia dalam waktu 3 minggu setelah vaksinasi dengan AstraZeneca.
Pemeriksaan tanda-tanda trombositopenia juga dilakukan pada setiap orang yang mengalami trombosis dalam waktu 3 minggu setelah vaksinasi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini