KOMPAS.com - Lebih dari separuh populasi dunia diprediksi bakal mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada 2035.
Hal tersebut ditemukan dalam laporan teranyar yang dibuat oleh Federasi Obesitas Dunia.
Dilansir dari Aljazeera, Jumat (3/3/2023), mereka memperkirakan bahwa 51 persen penduduk dunia atau lebih dari 4 miliar jiwa akan mengalami obesitas dalam 12 tahun ke depan.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa tingkat obesitas meningkat sangat cepat di kalangan anak-anak dan di negara-negara berpenghasilan rendah.
Presiden Federasi Obesitas Dunia Louise Baur mengatakan, para pembuat kebijakan perlu bertindak lebih cepat untuk mencegah situasi yang kian memburuk.
"Sangat mengkhawatirkan melihat tingkat obesitas meningkat paling cepat di antara anak-anak dan remaja," ujar Baur, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: 6 Faktor Risiko Anak Mengalami Obesitas yang Harus Orangtua Ketahui, Apa Saja?
Laporan tersebut menemukan bahwa obesitas pada anak bisa mencapai lebih dua kali lipat dari angka yang tercatat pada 2020.
Pada 2035, diprediksi sebanyak 208 juta anak laki-laki dan 175 juta anak perempuan akan mengalami obesitas.
Biaya yang harus ditanggung masyarakat sangat signifikan sebagai akibat dari kondisi kesehatan yang terkait dengan kelebihan berat badan.
Mereka memprediksi, akan ada biaya lebih dari 4 triliun dollar AS per tahun pada 2035 atau sekitar 3 persen dari PDB global yang diperlukan untuk mengatasi obesitas.
Laporan tersebut menggunakan indeks massa tubuh (BMI) untuk penilaiannya.
Baca juga: Obesitas pada Anak, Ini Cara Hitung BMI hingga Cara Mengatur Pola Hidup Sehat
Sejalan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelebihan berat badan ditandai dengan skor BMI lebih dari 25. Sementara obesitas ditandai dengan skor BMI lebih dari 30.
Pada 2020, sekitar 2,6 miliar penduduk Bumi termasuk dalam kategori ini. Angka tersebut setara dengan 38 persen populasi dunia.
Laporan juga menemukan bahwa hampir semua negara akan mengalami peningkatan kasus obesitas, terutama negara-negara berpenghasilan rendah atau menengah di Asia dan Afrika.
Data tersebut akan disampaikan pada jajaran pembuat kebijakan di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) serta negara anggota pada pekan depan.
Baca juga: Senyawa Kimia Botol Plastik Memicu Obesitas? Begini Penjelasan Ilmiahnya