Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Maila Dinia Husni Rahiem
Dosen

Maila Dinia Husni Rahiem adalah Guru Besar di bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesejahteraan Sosial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai akademisi dan pekerja kemanusiaan, Maila aktif meneliti ketahanan anak dan remaja serta kesiapsiagaan bencana yang menggabungkan nilai-nilai budaya dan agama. Pengalamannya luas, mulai dari mendampingi kesehatan mental remaja hingga program kesejahteraan sosial di masyarakat. Dengan pendekatan yang humanis dan berbasis komunitas, ia berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih kuat dan inklusif, serta mewujudkan pendidikan yang tidak hanya menginspirasi tetapi juga relevan dengan kebutuhan zaman.

Kelelahan Mental di Zaman Serba Instan: Mengapa Perlu Berhenti Sejenak?

Kompas.com - 18/12/2024, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERNAHKAH Anda merasa hidup seperti terus berlari tanpa henti? Teknologi telah mendorong kita ke dalam era serba cepat, di mana segala sesuatu berlangsung dalam sekejap mata.

Pesan dapat melesat ke belahan dunia mana pun dalam hitungan detik, sementara makanan tiba di depan pintu hanya dengan satu sentuhan layar.

Pekerjaan dan pendidikan kini bergerak lebih cepat dan efisien berkat kemajuan digital yang tak kenal henti.

Di satu sisi, teknologi memberikan kemudahan yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Namun di balik kemudahan itu, ada sisi gelap yang jarang kita sadari: kelelahan mental yang semakin meluas.

Di zaman serba instan ini, manusia dipaksa untuk terus bergerak, berpacu dengan kecepatan yang sering kali melampaui batas kemampuan diri. Semua harus cepat. Semua harus selesai sekarang.

Dalam ketergesaan ini, kita kehilangan satu keterampilan berharga yang dulu begitu dihargai: kesabaran.

Teknologi, Kesabaran, dan "Hurry Sickness"

Fenomena ini dikenal sebagai hurry sickness atau “penyakit terburu-buru.” Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Meyer Friedman dan Ray Rosenman untuk menggambarkan perilaku seseorang yang selalu ingin melakukan lebih banyak hal dalam waktu sesingkat mungkin.

Kita merasa gelisah ketika harus menunggu, seolah setiap detik yang berlalu adalah sesuatu yang sia-sia.

Kesabaran, yang dulu dianggap sebagai cermin kedewasaan dan kekuatan mental, kini mulai memudar dalam arus kehidupan yang serba cepat.

Tidak hanya di dunia kerja, hilangnya kesabaran ini juga memengaruhi hubungan sosial. Kita terbiasa mengharapkan balasan instan saat mengirim pesan, jawaban cepat saat bertanya, atau solusi seketika untuk masalah yang kompleks.

Padahal, tidak semua hal bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Ada proses alami yang memerlukan waktu—belajar, membangun kepercayaan, memahami sesuatu dengan mendalam—semua itu tidak bisa dicapai dengan terburu-buru.

Tekanan ini berdampak serius pada kesehatan mental. Laporan WHO menyebutkan bahwa 264 juta orang di dunia mengalami depresi, dan angka gangguan kecemasan meningkat drastis.

Burnout, atau kelelahan fisik dan mental akibat tekanan berkepanjangan, kini menjadi isu global.

Di Indonesia, studi Urban Mental Health menyebutkan bahwa 75 persen pekerja kantoran mengalami gejala burnout akibat tuntutan produktivitas yang tiada henti.

Kesabaran tidak hanya hilang dalam ritme pekerjaan, tetapi juga dalam dunia pendidikan. Pelajar dan mahasiswa dipaksa mengikuti sistem pembelajaran serba cepat yang mengedepankan hasil daripada proses.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau