KOMPAS.com - Tengkorak dari era Kapur yang ditemukan di Pulau Vega, Antarktika, telah dikonfirmasi sebagai anggota ordo yang sama dengan bebek dan angsa.
Diterbitkan di jurnal Nature pada 5 Februari 2025, penemuan fosil berusia 69 juta tahun itu sekaligus menjadikannya sebagai salah satu contoh burung modern tertua.
Dikutip dari ILF Science, Jumat, (7/2/2025), tengkorak yang hampir lengkap itu adalah milik Vegavis iaai, spesies unggas air yang diyakini sebagai kerabat purba bebek dan angsa modern.
Spesies ini hidup pada masa yang sama dengan dinosaurus seperti Tyrannosaurus rex dan mungkin menjadi spesies yang selamat dari kepunahan massal akhir zaman Kapur.
Baca juga: Ramai Penampakan Coelacanth di Gorontalo, Ikan Purba yang Hidup Sebelum Zaman Dinosaurus
Seorang ahli paleontologi di University of Texas, Austin sekaligus rekan penulis studi, Julia Clarke melaporkan, fosil V. iaai pertama ditemukan di Pulau Vega, Antarktika pada 1992.
Fosil tersebut berusia sekitar 66 juta hingga 68 juta tahun. Menurut dia, spesies ini terkait dengan burung-burung modern, terutama unggas air.
Namun, tidak semua orang yakin karena para ilmuwan kehilangan satu bagian penting dari teka-teki itu, yaitu tengkorak makhluk itu, dilansir dari Live Science, Rabu (5/2/2025).
“(Fosil awal) hanyalah bagian yang sama sekali berbeda dari kerangka. Ketika berbicara tentang burung, tengkorak memiliki banyak karakteristik filogenetik atau informatif yang memberi tahu Anda apa itu burung,” kata rekan penulis studi, Patrick O' Connor sekaligus ahli biologi evolusioner di Ohio University.
Adapun fosil lain dari V.iaai yang diperkirakan berusia 68 juta hingga 69 juta tahun ditemukan dalam sebuah ekspedisi pada 2011, namun baru sekarang dianalisis.
Penemuan tengkorak baru ini memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang spesies ini dan bagaimana spesies ini masuk ke dalam silsilah keluarga burung.
Baca juga: Kronologi Pria Tersengat Listrik Saat Selamatkan Burung Elang yang Terjerat Kabel di Makassar
Tidak seperti burung pra-modern yang hidup pada masa Jurassic dan Cretaceous (201,3 juta hingga 66 juta tahun lalu), V. iaai memiliki ciri-ciri yang mirip dengan burung-burung yang hidup saat ini.
Peneliti menemukan kemiripan, termasuk bentuk otak yang khas burung-burung modern, serta tulang yang unik pada paruh bagian atas.
Paruh atas sebagian besar burung pra-modern terbuat dari satu tulang, yang disebut rahang atas, dengan sedikit jenis tulang lain, pra-maksila, di ujungnya.
“Ketika kami melihat Vegavis, itu adalah pra-maksila. Rahang atasnya sangat kecil, persis seperti yang kita harapkan dari burung modern,” kata ahli paleontologi di Universitas Pasifik di Stockton, California, sekaligus rekan penulis studi, Christopher Torres.
Dengan menggunakan rekonstruksi 3D, para ilmuwan menunjukkan bahwa burung tersebut memiliki paruh yang panjang dan sempit yang diperkuat dengan otot rahang yang kuat.