Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Cuaca Panas Terik dan Kabut Terjadi di Wilayah Berdekatan, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 23/05/2025, 14:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan video yang menampilkan fenomena perbedaan cuaca mencolok di wilayah yang berdekatan di Gunungkidul, Yogyakarta.

Dalam video yang diunggah oleh akun X @txtfrom*** pada Rabu (21/5/2025), tampak perbedaan cuaca mencolok pada setiap kecamatan.

"Cuaca dibagi per kapanewon (kecamatan)," bunyi unggahan itu.

Perekam video menunjukkan perbedaan cuaca ketika melintasi jalanan area Gunungkidul yang semula panas terik, tiba-tiba berubah menjadi berkabut dan gelap beberapa puluh meter kemudian.

Sejumlah warganet pun menceritakan pengalaman serupa di kolom komentar. Tak hanya di Gunungkidul, tetapi juga di sejumlah wilayah lain.

Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi?

Baca juga: Sumatera Alami 2 Kali Musim Kemarau dalam Setahun, Ini Penjelasan BMKG

5 Faktor perbedaan cuaca di wilayah yang berdekatan

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramudawardani menjelaskan, cuaca yang berbeda di wilayah berdekatan biasanya dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

"Biasanya faktor seperti topografi, arah pergerakan angin, suhu, kelembaban, dan waktu kejadian," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (22/5/2025)

Menurutnya, bentuk topografi di wilayah Gunungkidul memengaruhi kondisi cuaca secara lokal.

Kondisi itu juga dipengaruhi oleh pergerakan angin yang membawa massa udara yang memiliki sifat tertentu (lembap, kering, panas, atau dingin). 

Ia menjelaskan, perbedaan suhu antara wilayah yang berdekatan bisa terjadi karena variasi dalam pencahayaan Matahari, ketinggian, atau permukaan tanah. Suhu yang berbeda ini akan berdampak pada pembentukan awan dan potensi hujan.

"Kelembapan udara memengaruhi kemungkinan terjadinya hujan atau kabut dan waktu kejadian seperti pagi, siang, atau sore, sehingga dua wilayah yang berdekatan mungkin menunjukkan kondisi cuaca yang berbeda hanya karena perbedaan waktu dalam pengamatannya," jelas Ida.

Baca juga: BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2025

Pembentukan kabut dipengaruhi oleh perbedaan suhu

Menurut pengamatan Ida, video tersebut tampaknya diambil pada pagi hari. 

Hal ini dapat dikenali dari pencahayaan yang masih redup dan suasana yang umumnya sejuk, ciri khas waktu pagi sebelum Matahari sepenuhnya naik.

Lokasi yang terekam berada di kawasan perbukitan yang dilalui oleh sebuah sungai. Kondisi geografis seperti ini sangat mendukung terbentuknya kabut, terutama pada pagi hari.

"Pembentukan kabut bisa jadi terpengaruh oleh perubahan suhu di sungai tersebut dan menyebar ke daratan di sekitar sungai tersebut," ujarnya.

Ia menambahkan, perbedaan cuaca di wilayah berdekatan bisa terjadi karena pengaruh arah dan kecepatan angin, khususnya dalam hal pergerakan kabut. 

Meskipun dua daerah berada cukup dekat satu sama lain, kondisi cuaca bisa berbeda bergantung pada angin yang membawa atau menghalau kabut di masing-masing lokasi.

"Perbedaan cuaca di daerah yang berdekatan dapat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin yang mempengaruhi pergerakan kabut tersebut," tandasnya.

Baca juga: Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 21-22 Mei 2025

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau