KOMPAS.com - Peneliti menemukan adanya mikroplastik dalam sejumlah makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari.
Profesor tambahan di Departemen Ilmu Gizi Klinis dan Preventif Rutgers, Universitas Negeri New Jersey, Stephani Johnson mengatakan, isu tersebut bukanlah hal baru. Sebab, penelitian mengenai dampak konsumsi mikroplastik telah berlangsung selama beberapa dekade.
"Namun, masih banyak yang perlu dipelajari mengenai tingkat paparan rata-rata pada manusia, berapa lama mikroplastik bertahan di dalam tubuh, dan konsekuensi kesehatannya," kata Johnson dikutip dari Delish (1/8/2025).
"Yang saat ini diketahui adalah bahwa mikroplastik ada di mana-mana di lingkungan, sehingga hampir mustahil untuk dihindari sepenuhnya," tambahnya.
Studi telah menemukan mikroplastik di seluruh tubuh manusia, termasuk otak, jantung, usus besar, plasenta, dan banyak lagi.
"Kita adalah apa yang kita makan, dan kita makan serta terpapar plastik dalam makanan kita," ujar wakil presiden konservasi plastik laut di Ocean Conservancy, Nicholas Mallos.
Lantas, apa saja makanan sehari-hari yang mengandung mikroplastik?
Baca juga: 2 Minuman Ini Mengandung Tinggi Mikroplastik, Apa Saja?
Makanan sehari-hari yang mengandung mikroplastik
Bukti awal menunjukkan, tingkat bahaya dari konsumsi mikroplastik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jumlah yang dikonsumsi, jenis, ukuran, dan bentuk partikelnya.
“Pada level sel, penelitian menunjukkan mikroplastik dapat memicu stres oksidatif, kerusakan DNA, gangguan fungsi organ, serta mengacaukan fungsi metabolisme, reproduksi, dan sistem imun, bahkan berpotensi menimbulkan toksisitas pada perkembangan saraf,” jelas Johnson.
Sayangnya, masih banyak hal yang belum diketahui mengenai mikroplastik dalam makanan.
“Penelitian terbaru menunjukkan perlunya studi lebih lanjut untuk memahami mikroplastik pada makanan yang paling sering dikonsumsi, termasuk asal pasti mikroplastik tersebut dan risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkannya,” tambah Mallos.
Pada 22 April 2024 CNN juga melaporkan, sebanyak 90 persen sampel protein hewani dan nabati yang diuji terbukti mengandung mikroplastik, yaitu fragmen polimer berukuran sangat kecil.
Ukuran mikroplastik ini mulai dari kurang dari 5 milimeter (0,2 inci) hingga 1 mikrometer (seper-25.000 inci), menurut sebuah studi pada Februari 2024.
Partikel yang ukurannya lebih kecil dari 1 mikrometer disebut nanoplastik, yang diukur dalam skala sepermiliar meter.
Berikut adalah sejumlah makanan yang dalam penelitian terbukti mengandung mikroplastik dalam jumlah terukur:
Banyak kantong teh komersial terbuat dari polipropilena, sejenis plastik yang digunakan untuk menyegel kantong dan mempertahankan bentuknya.
"Saat direndam dalam air panas, kantong ini dapat melepaskan mikroplastik ke dalam teh," kata Johnson.
Ia menambahkan, untuk menghindari potensi tertelan mikroplastik, seseorang bisa menggunakan teh daun lepas dengan penyaring berbahan stainless steel atau material non-plastik.
Baca juga: Studi Ungkap Mikroplastik Dalam Cairan Reproduksi, Ancam Kesuburan Manusia
2. BerasPenelitian telah menunjukkan bahwa beras dapat mengandung mikroplastik dalam kadar yang relatif tinggi, kemungkinan besar karena kontaminasi tanah dan air irigasi.
Adapun, membilas beras hingga bersih sebelum dimasak terbukti dapat mengurangi kandungan mikroplastiknya sekitar 20–40 persen.
3. Makanan ultra prosesTerdapat bukti bahwa pengolahan makanan kemungkinan merupakan sumber kontaminasi mikroplastik.
Penelitian telah menemukan, produk protein olahan tinggi seperti nugget ayam, tahu, dan burger nabati, mengandung lebih banyak mikroplastik per gram secara signifikan dibandingkan produk olahan minimal, seperti ikan pollock Alaska liar dan dada ayam mentah.
Baca juga: Ekstrak Tumbuhan Ini Mampu Menghilangkan Mikroplastik dari Dalam Air
4. Air dalam kemasan Saat terpapar panas, seperti ditinggalkan di dalam mobil yang panas atau mengalami tekanan fisik seperti diremas, botol air plastik dapat melepaskan mikroplastik ke dalam air."Di antara berbagai jenis, botol plastik sekali pakai cenderung melepaskan mikroplastik dalam jumlah tertinggi, diikuti oleh botol plastik yang dapat digunakan kembali," kata Johnson.
Sebaliknya, botol stainless steel dan kaca tidak melepaskan mikroplastik, sehingga lebih aman dan berkelanjutan.
5. GaramPenelitian telah menemukan bahwa garam dapat mengandung mikroplastik dalam jumlah besar, yang mencerminkan masalah pencemaran lingkungan yang lebih luas.
"Garam merah muda Himalaya mengandung jumlah mikroplastik tertinggi, diikuti oleh garam hitam dan garam laut," kata Johnson.
Baca juga: Botol Kaca Mengandung Mikroplastik Lebih Banyak Dibanding Botol Plastik, Kok Bisa?
6. Buah dan sayuranKontaminasi lingkungan yang meluas membuat buah dan sayuran juga bisa mengandung mikroplastik dalam kadar terukur.
Sayuran akar seperti wortel, kentang, dan bit lebih rentan karena menyerap mikroplastik melalui tanah dan air hujan lewat sistem akar.
7. MaduJohnson mengatakan, bahkan madu pun dapat terkontaminasi oleh mikroplastik. Hal ini juga menjadi perhatian karena pencemaran lingkungan yang meluas.
Dalam studi yang ditulis bersama oleh Mallos, partikel mikroplastik ditemukan dalam tahu, nugget nabati, stik ikan nabati, dan daging sapi giling nabati.
Baca juga: Lebih Banyak Mikroplastik Ditemukan di Arteri Penderita Stroke, Apa Kata Dokter?
9. Makanan laut segar Mikroplastik di laut menumpuk pada ikan dan kerang, yang akhirnya berpindah ke manusia melalui konsumsi makanan laut.Spesies dasar laut seperti kerang, remis, tiram, lele, halibut, flounder, dan cod biasanya memiliki kadar mikroplastik lebih tinggi dibanding organisme laut lainnya.
10. Makanan laut olahanMeski peneliti menemukan adanya mikroplastik di makanan laut segar, namun makanan laut olahan tidak lebih baik.
Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa udang berlapis tepung, stik ikan pollock, dan udang olahan juga mengandung mikroplastik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.