Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik 4 Pulau di Aceh, Pakar Geografi IPB Ingatkan Nasib Serupa Pulau-pulau Kecil di Indonesia

Kompas.com - 20/06/2025, 20:16 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Penyelesaian cepat polemik mengenai empat pulau milik Aceh yang sempat masuk ke wilayah Sumatera Utara (Sumut) mendapatkan sorotan dari berbagai pihak.

Pakar Geografi Lingkungan IPB University, Rina Mardiana, menilai bahwa kasus ini seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola wilayah, terutama untuk pulau-pulau kecil lain yang selama ini terabaikan.

Sebelumnya, Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 memasukkan empat pulau milik Aceh, yaitu Pulau Panjang, Mangkir Besar, Mangkir Kecil, dan Lipan ke dalam wilayah Tapanuli Tengah, Sumut.

Baca juga: Soal Sengketa 13 Pulau, Pemkab Tulungagung Tunggu Keputusan Kemendagri

Namun, keputusan ini segera dibatalkan setelah mendapatkan protes dari masyarakat.

Rina menekankan bahwa polemik ini menunjukkan lemahnya tata kelola spasial dan administrasi wilayah di Indonesia.

Ia menegaskan bahwa Kemendagri seharusnya tidak hanya mengandalkan koordinat geografis dalam menentukan batas wilayah, tetapi juga harus mempertimbangkan bukti sejarah.

"Kemendagri seharusnya mencari dokumen-dokumen sejarah terlebih dahulu. Ini sangat ahistoris dan politis sekali," ungkapnya melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com di Bogor, Jumat (20/6/2025).

Rina menyebutkan sejumlah dokumen sejarah yang mendukung posisi Aceh, seperti peta topografi TNI tahun 1978, kesepakatan Pemda Sumut dan Aceh tahun 1988, serta SK Mendagri No. 111/1992 yang menetapkan batas Aceh-Sumut berdasarkan peta lama.

Penegasan batas Aceh-Sumut berlandaskan peta 1978 menunjukkan bahwa keempat pulau tersebut berada di wilayah Aceh, namun semua itu diabaikan dalam keputusan awal Kemendagri.

Selain aspek administratif, Rina juga menggarisbawahi potensi sumber daya alam di sekitar wilayah sengketa, khususnya cadangan gas di Cekungan Andaman yang berdekatan dengan Blok Singkil.

"Wilayah ini berada dalam formasi geologi yang sama dengan sumber migas Andaman. Artinya, potensi ekonominya besar," ujarnya.

Mengapa konflik wilayah lain berlarut-larut?

Meski pemerintah cepat menyelesaikan konflik di Aceh, Rina mempertanyakan mengapa konflik serupa di wilayah lain justru dibiarkan berlarut-larut.

Ia mencontohkan situasi di Rempang-Batam yang masih diselimuti kebingungan akibat dualisme kepemimpinan antara Wali Kota Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

"Ketika masyarakat bertanya, ‘Bapak sebagai wali kota atau wakil perusahaan?’, itu karena peran pemimpin daerah yang tumpang tindih. Ini membingungkan rakyat," tuturnya.

Ketidakpastian serupa juga terjadi di Papua, di mana masyarakat merasakan ketimpangan dalam pembagian sumber daya ekonomi, sementara potensi intervensi pihak asing dalam gerakan separatis menjadi ancaman tersendiri.

Halaman:


Terkini Lainnya
Siskamling Se-Indonesia Akan Dipermanenkan, Bima Arya Ungkap Arahan Presiden
Siskamling Se-Indonesia Akan Dipermanenkan, Bima Arya Ungkap Arahan Presiden
Bandung
Kritik Siskamling Kota Bandung, Bima Arya: Jangan cuma 'Baby Boomer', Gen Z dan Milenial Mana?
Kritik Siskamling Kota Bandung, Bima Arya: Jangan cuma "Baby Boomer", Gen Z dan Milenial Mana?
Bandung
Pesan Wali Kota Farhan ke Menkeu Baru: Pulihkan Rasa Percaya Publik
Pesan Wali Kota Farhan ke Menkeu Baru: Pulihkan Rasa Percaya Publik
Bandung
Benarkah Macan Tutul Kabur dari Lembang Park and Zoo Bisa Bahayakan Pendaki Tangkuban Parahu? Ini Jawaban Ahli
Benarkah Macan Tutul Kabur dari Lembang Park and Zoo Bisa Bahayakan Pendaki Tangkuban Parahu? Ini Jawaban Ahli
Bandung
Macan Tutul Lembang Park and Zoo Kabur ke Hutan Tangkuban Parahu, Pendaki Tak Perlu Panik
Macan Tutul Lembang Park and Zoo Kabur ke Hutan Tangkuban Parahu, Pendaki Tak Perlu Panik
Bandung
Babak Baru Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu: 2 Pelaku Saling Kenal dengan Korban, Ditembak dan Diringkus
Babak Baru Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu: 2 Pelaku Saling Kenal dengan Korban, Ditembak dan Diringkus
Bandung
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Bandung
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Bandung
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Bandung
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Bandung
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Bandung
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Bandung
Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung, Menteri PPPA Datang Melayat
Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung, Menteri PPPA Datang Melayat
Bandung
Ungkap 2 Pembunuhan Besar hingga Terluka Saat Amankan Demo, 9 Polisi dan 1 Kades di Indramayu Dapat Penghargaan
Ungkap 2 Pembunuhan Besar hingga Terluka Saat Amankan Demo, 9 Polisi dan 1 Kades di Indramayu Dapat Penghargaan
Bandung
Korban Ambruknya Majelis Taklim di Ciomas Bogor Bertambah Jadi 131 Orang
Korban Ambruknya Majelis Taklim di Ciomas Bogor Bertambah Jadi 131 Orang
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau