BANDUNG, KOMPAS.com - Mantan Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), telah menyumbangkan karya lukisannya berjudul “Tangkuban Parahu: The Legend and The Beauty” dalam acara Adicitra Ganesha 2025.
Karya ini merupakan hasil perpaduan antara kenangan mendalam, keindahan alam, dan kekayaan legenda tanah Sunda.
Hasil lelang dari karya ini akan disumbangkan untuk dana lestari Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Saya serahkan kepada ITB, itu dokter Bili Himawan, barangkali bisa bikin lelang kecil dan hasilnya masukkan ke dana lestari Institut Teknologi Bandung," kata SBY saat menyerahkan lukisan tersebut kepada Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, usai pidato kebangsaannya di Aula Barat ITB, Rabu (8/10/2025).
Baca juga: Jokowi Soal Gibran Temui SBY: Bagus, Sowan ke Senior untuk Dapat Wejangan
Dalam konferensi pers, SBY menjelaskan inspirasi untuk karyanya berasal dari pengalaman panjangnya selama bertugas sebagai prajurit, serta kedekatannya dengan Bandung dan Jawa Barat.
“Pertama kali saya 30 tahun bertugas sebagai prajurit, 15 tahun sendiri berada di Bandung. Jadi saya mengetahui banyak keindahan, banyak legenda, banyak mitos, banyak warisan atau heritage yang ada di Bandung dan Jawa Barat ini,” ungkapnya.
Kenangan tersebut kembali terbangun saat ia bersama keluarga beberapa kali mengunjungi kawasan vulkanik Tangkuban Parahu.
Dari pemandangan alam yang memesona hingga cerita rakyat yang melekat kuat, semuanya menjadi sumber inspirasi bagi SBY.
"Yang saya lukis itu dengan surrounding-nya yang so beautiful. Memori saya hidup. Kemudian, bismillah saya lukis itu, dan seperti tadi saya berjudul Tangkuban Parahu dengan legenda dan keindahannya,” ujarnya.
Proses melukis pun berlangsung dengan lancar, diwarnai motivasi yang tinggi dan kenangan yang kuat.
"Kalau mood lukis itu kuat, ada motivasi yang tinggi, ada good memory, urusan hati, urusan masa lalu untuk masa depan. Makanya beberapa jam bisa saya selesaikan, tentu dengan segala kekurangannya," tambahnya.
Selain karya lukis, SBY juga menyumbangkan buku berisi kumpulan puisi ciptaannya berjudul "Garis Waktu Tak Bertepi" untuk perpustakaan ITB.
"Ada ke-85 copy, mudah-mudahan ada gunanya," ucapnya.
Baca juga: Pacitan Jadi Tuan Rumah Retret Nasional Partai Demokrat, SBY dan AHY Dijadwalkan Hadir
Acara Adicitra Ganesha 2025 ini mempertemukan karya-karya dari maestro seni rupa, desainer terkemuka, hingga kreator muda Indonesia dalam satu ruang apresiasi.
Beragam karya lintas disiplin ditampilkan, mulai dari lukisan instalasi hingga desain produk, kriya kontemporer, dan perhiasan yang mencerminkan semangat inovasi dan keindahan khas Indonesia.
Sejumlah nama terkenal turut berpartisipasi dalam acara ini, di antaranya I Nyoman Nuarta, A.D Pirous, Ahmad Sadeli, Umi Dachlan, Kaboel Suadi, G.
Sidharta, serta pelaku desain kontemporer seperti Legam Jewellery, Spadegi-Magno (Singgih S Kartono), Pala Nusantara, Marintan Sirait, Faturochman, Dian Widiawati, Natas Setiabudhi, Bana Nusantara, Lievik Atelier, Yanna Jewelry, dan Ken Atik.
Setiap karya yang dilelang memiliki cerita, visi, dan makna mendalam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang